Solusi berbasis teknologi informasi (Information Technology/IT) menjadi kunci berbagai sektor untuk menghadapi pandemi. Sebab, solusi IT memungkinkan pemerintah hingga perusahaan untuk bertransformasi dan mempertahankan eksistensinya. Kendati memiliki peranan penting, divisi IT di berbagai perusahaan yang dipimpin oleh seorang Chief Information Officer (CIO) tidak terlepas dari tantangan teknologi di masa depan atau setidaknya di tahun 2021. Pandemi juga turut berdampak pada CIO dan divisi IT berbagai perusahaan. Mulai dari kompleksitas risiko hingga anggaran IT yang terpaksa dipangkas menjadi salah satu tantangan teknologi tersendiri yang harus dihadapi di tahun depan. Oleh karena itu, CIO perlu beradaptasi dengan tren dan tantangan teknologi di masa depan, demi menentukan prioritas teknologi organisasi di 2021.
Baca juga: Risiko dan Tantangan Lembaga Perbankan dalam IT Outsourcing
5 Tantangan Teknologi di 2021
- Manajemen teknologi semakin sulit
Sejumlah perusahaan menunjukkan peningkatan pengeluaran atau belanja teknologi seperti untuk software, hardware, SaaS hingga Cloud selama 12 bulan terakhir. Mengingat kondisi pandemi yang membuat tantangan perusahaan semakin kompleks, tidak mengherankan jika pengelolaan teknologi menjadi lebih sulit. Perekonomian yang diambang ketidakpastian karena pandemi juga menyebabkan perusahaan menetapkan anggaran terbatas untuk tahun 2021. Karena kondisi tersebut, CIO perlu menentukan nilai investasinya dan memastikan tata kelola yang tepat atas berbagai teknologi yang diterapkan perusahaan.
- Anggaran IT yang dipangkas
Survei yang dilakukan oleh TechRepublic Premium menunjukkan 62% responden akan memperketat anggaran IT mereka pada 2021 karena pandemi. Terkait bagaimana pandemi memengaruhi prioritas IT, fokusnya akan bergeser pada teknologi yang memungkinkan pekerjaan secara remote. Hal ini ditunjukkan dengan 26% responden yang menyebut mereka akan lebih banyak belanja teknologi yang memungkinkan karyawan bekerja dari rumah. Sejumlah perusahaan juga menyatakan akan menerapkan kebijakan work from home (WFH) untuk divisi IT secara permanen.
17% CIO juga memutuskan untuk menunda proyek besar perusahaan karena angaran yang terbatas. Karena hal ini pula, perusahaan seperti industri jasa keungan dan asuransi menunda sebagian program transformasi digital karena pergeseran prioritas, berkurangnya anggaran serta sumber daya yang terbatas.
Baca juga: Bagaimana Memilih Model Layanan IT Outsourcing?
- Mengelola karyawan secara digital
Mengelola tenaga kerja yang tersebar di berbagai lokasi merupakan salah satu tantangan CIO di tahun depan. Jaringan di rumah karyawan yang tanpa jaminan akan membuat perusahaan menghadapi ancaman. Di saat yang sama, pemberian akses data perusahaan kepada karyawan juga membuat Identity and Access Management (IAM) menjadi lebih rumit.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, CIO perlu memastikan bahwa staf pendukung IT tidak kewalahan dalam mengelola fasilitas untuk karyawan selama WFH. Penting pula untuk memastikan sumber daya yang terbatas digunakan secara efisien demi kesuksesan jangka panjang.
- Integrasi
Perusahaan umumnya memiliki sejumlah persyaratan yang kompleks dalam hal integrasi. Ini termasuk mengintegrasikan aplikasi lawas hingga sistem lawas lainnya dengan aplikasi atau sistem yang lebih modern. Praktik ini merupakan tantangan teknologi tersendiri bagi CIO dan divisi IT perusahaan, demi memungkinkan organisasi menghubungkan aplikasi dan mengotomatiskan proses bisnis.
- Kesenjangan kompetensi
Di perusahaan yang masih tradisional, penyelesaian inisiatif IT baru seringkali membutuhkan waktu antara 6 hingga 12 bulan. Salah satu alasannya adalah ketergantungan pada tim IT yang sudah cukup terbebani dengan banyak pekerjaan. Sementara itu, untuk mempekerjakan talenta baru terbilang mahal dan pakar IT cukup sulit didapatkan karena persaingan untuk mendapatkannya semakin ketat. Ini menjadi tantangan bagi CIO di masa depan karena SDM internal yang dapat diandalkan terbatas.
Baca juga: 3 Tantangan Umum ketika Melakukan IT Outsourcing
Untuk mengatasi tantangan kesenjangan kompetensi dan tantangan lain yang sudah disebutkan sebelumnya, CIO dapat menggunakan layanan Lintasarta Enterprise on Advance Professional Services (LEAPS). LEAPS merupakan layanan Lintasarta yang menyediakan tenaga profesional IT (IT Outsourcing) untuk membantu pelanggan dalam mengelola dan merawat infrastruktur IT, agar pelanggan dapat fokus mencapai sasaran bisnisnya. Dengan solusi IT Outsourcing milik Lintasarta atau LEAPS, perusahaan dapat mengurangi biaya pegawai, memotong waktu untuk rekruitasi & training, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat, namun tetap mendapatkan layanan terbaik. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Lintasarta Enterprise on Advance Professional Services, silakan hubungi kami. Lintasarta akan menyelenggarakan webinar pada Kamis, 10 December 2020 pukul 14.00 WIB, bertajuk “Stability in The Storm: Managing Excellent IT Service in Multiple Branch”, mengundang ahli IT sekaligus rekor di Indonesia, Prof. Dr. Ir. Eko Indrajit, M.Sc, MBA., Mphil., MA. Klik di sini untuk mendaftar.