Telemedicine adalah penggunaan informasi medis yang dipertukarkan dari satu tempat ke tempat lain menggunakan komunikasi elektronis untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Beberapa manfaat dari telemedicine adalah kenyamanan, biaya lebih rendah, peningkatan akses kesehatan, dan mengurangi risiko terpapar infeksi penyakit. Namun di sisi lain, tantangannya adalah tidak semua jasa telemedicine didukung oleh asuransi, keperluan Internet berkecepatan tinggi, perangkat lunak dan keras yang diperlukan, dan mengurangi risiko terpapar penyakit dan infeksi.
Sebelum pandemi Covid-19, adopsi telemedicine sudah cukup berkembang di Indonesia dengan adanya sejumlah aplikasi yang mendorong dokter dan pasien berinteraksi secara virtual. Hal ini didorong karena kenyamanan, pelayanan lebih cepat, dan penghematan biaya bagi pasien. Munculnya Covid-19 mendorong percepatan adopsi telemedicine dan metode yang dipilih untuk pasien yang berisiko tinggi di mana telemedicine adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perawatan.
Baca juga: Ancaman dan Tantangan Keamanan Siber di Industri Kesehatan
Telemedicine membuka peluang baru terhadap tantangan dan ancaman dari sisi keamanan siber, yaitu sebagai berikut:
- Penggunaan video komersial dan perangkat lunak yang kurang kontrol keamanan.
- Perlindungan data pribadi karena telemedicine memerlukan pembagian data pribadi seperti foto dan riwayat penyakit.
- Kurangnya standardisasi internal rumah sakit terhadap alat, dukungan, dan kepemilikan.
- Mencapai pemenuhan aturan keamanan standar seperti HIPAA di industri kesehatan
Selain keempat hal di atas, terdapat empat tantangan dan ancaman lainnya yang institusi kesehatan perlu antisipasi di Indonesia.
- Standardisasi seluruh bagian dalam institusi kesehatan ke dalam satu platform, karena banyaknya platform berarti lebih banyak masalah keamanan siber dan pengalaman buruk pasien.
- Potensi penipuan; bagaimana kita memastikan identifikasi orang dari surel atau telepon dan kemungkinan tercurinya data pasien.
- Dukungan infrastruktur medis. Tren ke depan akan banyak perangkat medis yang perlu terintegrasi dan hal ini meningkatkan ancaman siber dan potensi kebutuhan pasien untuk menggunakan banyak sistem.
- Solusi keamanan siber untuk melindungi pasien di saat institusi kesehatan tidak punya kontrol dan menyeimbangkan keamanan siber untuk pasien yang kurang paham teknologi serta memiliki kemungkinan lebih besar diserang.
Baca juga: Kapan Rumah Sakit Perlu Solusi Telemedicine Terpadu?
Dengan demikian, institusi kesehatan perlu mendapatkan dukungan manajemen untuk memulai telemedicine dengan menghubungkan diskusi terkait tujuan bisnis serta mengamankan data sehingga dapat memberikan pengalaman lebih baik dan mengurangi biaya. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
Penulis: Luky Kurniawan, Lintasarta IT Services Product Management Vice President (Managed Security Service Provider).