|
Lintasarta

Data Universitas di Indonesia Bocor, Bagaimana Cara Jaga Keamanan Data Kampus?

Keamanan DataLintasarta Smart CampusSmart Campus

Keamanan siber masih menjadi hal yang krusial untuk berbagai industri yang menggunakan teknologi informasi dalam bisnis prosesnya, termasuk dalam industri pendidikan seperti perguruan tinggi atau universitas yang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung proses belajar mengajar. Sebagai contoh, sistem informasi akademik yang keamanan data harus dijaga secara serius dan rutin.

Masih banyak kampus yang menganggap keamanan data informasi bukan hal yang krusial, karena banyak yang melihat data di kampus adalah data pendidikan yang bersifat publik. Padahal data di Sistem Informasi Akademik bersifat rahasia, seperti biodata mahasiswa dan dosen, data penelitian, dan data-data sensitif lainnya.

Baca juga: Dampak Digitalisasi Pendidikan terhadap Industri 4.0 di Indonesia

Sistem informasi akademik tersebut sangat berguna dalam kehidupan kampus. Para pemangku kepentingan di perguruan tinggi dapat mengakses informasi secara cepat dan menggunakannya untuk memberikan tolok ukur, mulai dari hasil ujian, nilai para mahasiswa, hingga data-data diri yang bersifat rahasia.

Oleh karenanya, keamanan data dalam kampus merupakan hal wajib yang harus diperhatikan agar dapat mencegah ancaman terhadap sistem, serta mendeteksi, dan memperbaiki kerusakan sistem. Selain itu, potensi serangan siber pun dapat memberikan kerugian besar bagi perguruan tinggi.

Teranyar, masalah keamanan data kampus sempat mencuat ketika ribuan data mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dikabarkan bocor ke tangan peretas pada Januari 2021. Awalnya, dikabarkan data yang bocor sebanyak 125.000, namun setelah dilakukan investigasi lanjutan, total data yang berhasil diretas oleh penjahat siber sebanyak 5.000.

Lantas, bagaimana cara menjaga keamanan data di kampus? Berikut ini adalah ulasannya.

Mengatur akses kontrol demi keamanan data

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan data kampus adalah mengatur akses ke data dengan ketat. Misalnya, setiap orang yang menggunakan WiFi kampus bisa mengisi kata sandi dan formulir sesuai dengan kartu identitas mahasiswa atau pegawai kampus.

Dengan langkah ini, tim pengelola IT kampus dapat mengetahui siapa saja yang mengakses WiFi kampus sehingga ketika terjadi hal-hal mencurigakan dapat diketahui asalnya. Selain itu, penggunaan kata sandi atau password captcha juga dapat dilakukan agar mengetahui akses tersebut berasal dari manusia atau mesin.

Rutin melakukan backup

Melakukan backup data secara rutin merupakan salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga keamanan data kampus. Terkadang, peretas dapat masuk ke dalam sistem keamanan dan merusak sistem tersebut sehingga berkas atau data yang disimpan pun akan rusak dan hilang.

Baca juga: Metode bagi Para Pengajar dalam Dunia Pendidikan Digital

Dengan melakukan backup secara rutin, potensi masalah hilangnya data itu bisa diminimalkan.

Memperbaiki infrastruktur

Setiap peretas biasanya akan memanfaatkan celah keamanan siber sekecil apapun. Ini pun berkaitan dengan rutinitas pihak pengelola kampus untuk melakukan update atau meningkatkan alat, baik perangkat lunak maupun keras, yang bisa mendeteksi serangan ataupun hal mencurigakan di dalam sistem informasi akademik.

Setiap perguruan tinggi biasanya memang memiliki fasilitas keamanan sendiri. Namun, terkadang kebiasaan dan pengelolaannya masih kurang tepat karena hanya sebatas melakukan perubahan dan perbaikan sistem yang sudah ada, tidak selalu memperbaiki infrastruktur besar.

Menyiapkan tim IT yang andal

Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menjaga keamanan data kampus adalah menyediakan tim IT yang memiliki kompetensi tinggi. Tim tersebut bertugas untuk mengawasi kinerja sistem informasi akademik sehingga apabila terjadi kejadian yang tidak diinginkan, mereka dapat bergerak dengan sigap.

Sebab, seringkali karena kurangnya pengawasan tersebut, beberapa tim IT di kampus mulai bekerja ketika sejumlah mahasiswa melapor aksesnya telah diambil orang lain dan data-datanya telah dihapus. Dalam situasi ini, tim IT harus bergerak sigap untuk melakukan restore dan melakukan backup data.

Lintasarta Smart Campus

Lintasarta, yang telah memiliki pengalaman lebih dari 33 tahun dalam dunia teknologi informasi, terus berkomitmen untuk membantu perguruan tinggi ke dalam proses digitalisasi dalam dunia pendidikan dan keamanan infrastruktur IT dengan layanan Lintasarta Smart Campus.

Baca juga: Apa Itu Pendidikan 4.0 dan Bagaimana Penerapannya di Indonesia?

Selain memiliki beragam keunggulan, Lintasarta Smart Campus juga dilengkapi dengan layanan Lintasarta Managed Security, yang mencakup pengelolaan hingga pemantauan infrastruktur keamanan. Lintasarta Managed Security Operation Center (SOC) merupakan rangkaian layanan keamanan miliki Lintasarta yang dapat mendeteksi praktik phising dengan bantuan sistem layanan keamanan Web Application Firewall.

Jika Anda tertarik mengetahui keunggulan layanan Lintasarta Smart Campus, silakan hubungi kami di sini.

Data Universitas di Indonesia Bocor, Bagaimana Cara Jaga Keamanan Data Kampus?

Keamanan siber masih menjadi hal yang krusial untuk berbagai industri yang menggunakan teknologi informasi dalam bisnis prosesnya, termasuk dalam industri pendidikan seperti perguruan tinggi atau universitas yang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung proses belajar mengajar. Sebagai contoh, sistem informasi akademik yang keamanan datanya harus dijaga secara serius dan rutin.

Masih banyak kampus yang menganggap keamanan informasi bukan hal yang krusial, karena banyak yang melihat data di kampus adalah data pendidikan yang bersifat publik. Padahal data di Sistem Informasi Akademik bersifat rahasia, seperti biodata mahasiswa dan dosen, data penelitian, dan data-data sensitif lainnya.

Sistem informasi akademik tersebut sangat berguna dalam kehidupan kampus. Para pemangku kepentingan di perguruan tinggi dapat mengakses informasi secara cepat dan menggunakannya untuk memberikan tolok ukur, mulai dari hasil ujian, nilai para mahasiswa, hingga data-data diri yang bersifat rahasia.

Oleh karenanya, keamanan data dalam kampus merupakan hal wajib yang harus diperhatikan agar dapat mencegah ancaman terhadap sistem, serta mendeteksi, dan memperbaiki kerusakan sistem. Selain itu, potensi serangan siber pun dapat memberikan kerugian besar bagi perguruan tinggi.

Teranyar, masalah keamanan data kampus sempat mencuat ketika ribuan data mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dikabarkan bocor ke tangan peretas pada Januari 2021. Awalnya, dikabarkan data yang bocor sebanyak 125.000, namun setelah dilakukan investigasi lanjutan, total data yang berhasil diretas oleh penjahat siber sebanyak 5.000.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!