Menjaga konsentrasi dan perhatian mahasiswa pada saat mengikuti proses perkuliahan adalah salah satu tantangan terbesar bagi para dosen atau pengajar. Bila cara menyampaikan materi perkuliahan tidak menarik, terutama pada masa kuliah online seperti saat ini, akan membuat peserta didik bosan hingga mengalihkan ke hal-hal lainnya yang tidak produktif.
Tantangan ini bertambah besar ketika dosen harus menyajikan kuliah secara daring (online). Salah satu cara yang dapat membantu memecahkan masalah di atas adalah dengan memanfaatkan prinsip pembelajaran multimedia (multimedia learning).
Multimedia adalah bentuk komunikasi yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Multimedia dapat digunakan untuk membantu pengajaran ketika menyampaikan kuliah atau sebagai materi belajar itu sendiri.
Baca Juga: 5 Universitas Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2022
Dalam konteks belajar elektronik (e-learning), bahan belajar multimedia bisa jadi pilihan untuk pengajaran asinkron, di mana pengajar dan pelajar tidak wajib berinteraksi pada saat yang sama.
Maka dari itu diperlukan kreativitas dosen dalam memadukan metode belajar sinkron dan asinkron. Apabila tidak ada tatap muka dalam membahas satu bab tertentu, dosen perlu memberikan materi yang dapat dipahami oleh mahasiswa. Materi tersebut dapat dibuat sendiri oleh tim kreatif dosen ataupun mencari materi yang sesuai di Internet seperti video dari YouTube. Dosen akan memberikan sesi diskusi di forum untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah diberikan.
Pelajar umumnya dapat mendalami bahan belajar lebih baik dari materi multimedia. Riset menunjukkan bahwa memadukan gambar, animasi, dan kata-kata dalam satu presentasi akan lebih efektif dalam menyampaikan materi pengajaran, dibandingkan dengan bila pengajar hanya menggunakan kata-kata saja di bahan presentasinya.
Karena itu, dosen dan pengajar yang ingin memberikan kuliah online (baik sinkron maupun asinkron), tidak bisa mengabaikan bahan multimedia ketika membuat materi belajar.
Tantangan Materi Multimedia
Meski berpotensi membantu pengajaran menjadi lebih memikat, penggunaan multimedia bukanlah obat mujarab yang pasti menjadikan pelajar lebih cepat paham. Tanpa perancangan yang baik, pengajar berisiko mengakibatkan kelebihan beban kognitif (cognitive overload) ketika menyajikan materi multimedia.
Baca Juga: Apa saja Sudah Dilakukan Pemerintah dan Universitas di Indonesia untuk Sistem Pendidikan Daring?
Akibatnya, pelajar mungkin sekilas memberi perhatian tetapi sebenarnya tidak mengerti materi pelajaran. Multimedia bisa sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman para pelajar.
Akan tetapi, bila materi animasi dan video dipresentasikan terlalu cepat, pelajar tidak memiliki waktu untuk mengolahnya secara tuntas. Informasi yang dipresentasikan dalam bentuk berulang (misalnya, disajikan dalam bentuk teks dan gambar) memang ampuh meningkatkan pemahaman.
Namun bila terlalu banyak informasi yang disampaikan, kelebihan beban bisa terjadi karena pelajar harus berbagi perhatian antara masukan visual dan suara. Unsur seperti musik latar juga bisa menambah beban kognitif pelajar. Masalah seperti ini yang membuat pengajar tidak bisa sembarangan dalam merancang materi multimedia.
Prinsip Pembelajaran
Salah satu bahan yang bisa jadi pedoman dosen untuk mendalami lebih jauh tentang pembelajaran multimedia adalah Multimedia Learning karangan Richard Meyer. Buku tersebut memaparkan bagaimana merancang materi multimedia untuk memaksimalkan pembelajaran. Meyer menyebutkan 12 prinsip yang bisa menjadi panduan. Secara singkat, prinsip-prinsip itu adalah:
1. Coherence principle (prinsip koherensi): siswa belajar lebih baik bila kata-kata, gambar, dan suara yang tidak relevan dihilangkan.
2. Signaling principle (prinsip sinyal): siswa belajar lebih baik bila ada tanda-tanda (marking) yang menyoroti struktur dan organisasi bahan pelajaran.
3. Redundancy principle (prinsip redundansi): gambar dan narasi (suara) bersama-sama lebih baik ketimbang gambar, narasi, dan teks.
4. Spatial contiguity principle (prinsip persentuhan spasial): kata-kata dan gambar terkait lebih baik disajikan berdekatan daripada berjauhan.
5. Temporal contiguity principle (prinsip persentuhan temporal): kata-kata dan gambar terkait lebih baik disajikan secara bersamaan, ketimbang berturutan.
6. Segmenting principle (prinsip segmentasi): materi multimedia lebih baik disajikan dalam segmen-segmen kecil, dibandingkan satu unit besar.
7. Pre-training Principle (prinsip prapelatihan): siswa belajar lebih baik bila sudah mengetahui nama dan karakteristik dari konsep utama.
8. Modality Principle (prinsip modalitas): grafik dan narasi lebih baik ketimbang animasi dan teks di layar.
9. Multimedia Principle (prinsip multimedia): siswa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar, ketimbang kata-kata saja.
10. Personalization Principle (prinsip personalisasi): kata-kata lebih baik disajikan dalam ragam percakapan/informal dibandingkan ragam formal.
11. Voice Principle (prinsip suara): narasi dalam pelajaran multimedia lebih baik menggunakan suara manusia, bukan suara mesin.
12. Image Principle (prinsip gambar): pengajaran belum tentu jadi lebih baik bila foto pengajar ditampilkan di layar.
Pengajaran Multimedia dalam Smart Campus
Bila dirancang dengan baik, pengajaran multimedia di kampus sangat membantu untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa. Perguruan tinggi dapat memanfaatkan pembelajaran multimedia dengan sistem pengajaran elektronik dari Lintasarta.
Baca Juga: Peran Aplikasi ERP dalam Mewujudkan Smart Campus
Dukungan terhadap multimedia dan dukungan pembelajaran sinkron ataupun asinkron merupakan salah satu fitur penting dari Lintasarta Smart Campus E-Learning. Layanan pembelajaran elektronik dari Lintasarta memungkinkan mahasiswa untuk belajar kapan pun dan di mana pun menggunakan browser dan koneksi Internet.
Dengan infrastruktur yang andal dan aman, mahasiswa dan dosen bisa dengan nyaman menggunakan bahan multimedia dalam kegiatan perkuliahan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Lintasarta Smart Campus, silakan hubungi kami.