|
Lintasarta

Teknologi e-Tourism untuk Menunjang Pendapatan Lancar di Era Pembayaran Nontunai

Pembayaran NontunaiSKOTA WisataSKOTA Wisata by Lintasarta

Salah satu tren yang menonjol di Indonesia pada 2020 adalah meningkatnya penggunaan pembayaran cashless (nontunai). Pada semester pertama 2019, survei Deloitte menunjukkan, kebanyakan konsumen di Indonesia masih memilih membayar dengan uang tunai di layanan e-commerce (40%).

Namun, pada 2020, para pembeli semakin banyak memilih menggunakan pembayaran digital, dengan kenaikan volume transaksi mencapai 37,8%. Kebanyakan transaksi digital ini (90%) didominasi oleh layanan dompet elektronik (e-wallet), sementara sisanya menggunakan pembayaran elektronik perbankan.

Baca juga: 4 Perubahan Industri Travel dan Pariwisata Akibat Pandemi

Sebuah laporan dari lembaga riset juga menunjukkan, sebagian besar pengguna dompet elektronik ini memilih penggunaannya dengan sistem cashless dengan alasan kenyamanan (68%). Survei lainnya (Pramesti, dkk) mengungkapkan, penggunaan pembayaran nontunai sudah merata, dan tidak hanya di kota-kota besar.

Pemberlakuan standar QRIS (Quick Response Indonesian Standard) juga mendorong adopsi pembayaran digital oleh usaha kecil dan menengah Indonesia. Pada 2020, hampir 5 juta usaha kecil dan menengah di Indonesia sudah mengadopsi standar ini untuk pembayaran digital. Penggunaan QRIS memungkinkan pebisnis menerima pembayaran dari berbagai layanan dompet digital tanpa harus investasi mahal perangkat keras khusus.

Meskipun penetrasinya masih rendah, kartu kredit juga merupakan metode pembayaran cashless lainnya yang cukup penting. Pada 2019, nilai transaksi online menggunakan kartu mencapai 34% (sumber: JP Morgan). Kartu kredit juga berlaku secara internasional melampaui batas negara. Warga negara lain yang datang ke Indonesia, misalnya, bisa membayar berbagai produk dan layanan yang ditawarkan di negara ini menggunakan kartu yang diterbitkan di negaranya.

Berwisata dengan pembayaran nontunai

Tidak hanya e-commerce, para wisatawan juga semakin banyak menggunakan metode pembayaran di lokasi wisata. Di Yogyakarta, salah satu destinasi wisata utama, kenaikan jumlah pelaku transaksi pembayaran cashless melalui mobile banking naik 62% pada Agustus 2020 lalu. Sementara jumlah transaksinya naik 57%.

Baca juga: Bagaimana Augmented Reality dan Virtual Reality membantu transformasi industri pariwisata?

Daerah lain juga mulai mengampanyekan pembayaran nontunai di pasar tradisional dan tempat wisata. Sebelumnya, pemerintah DKI Jakarta juga sudah gencar mendorong penggunaan sistem pembayaran nontunai di berbagai objek wisata yang dikelolanya.

Dapat kita lihat bahwa pembayaran nontunai saat ini sudah tidak lagi asing, bahkan sudah menjadi tren yang merata. Mengingat meningkatnya minat penggunaan pembayaran nontunai, pengelola destinasi wisata mau tidak mau harus menawarkan metode pembayaran nontunai agar pendapatan tetap mengalir lancar. Pembayaran nontunai dapat ditawarkan baik di tempat maupun secara online.

Pengelola pariwisata daerah yang ingin menawarkan cara pembayaran nontunai untuk destinasi dapat menggunakan solusi SKOTA Wisata by Lintasarta. Dengan solusi ini, pengelola pariwisata dapat menawarkan integrasi dengan e-wallet dan kartu kredit untuk pembelian tiket masuk dan aktivitas di destinasi pilihan.

Wisatawan dapat membayar langsung dari ponsel pintar, bahkan ketika masih berada di kota asalnya. Ditambah dengan fasilitas antrian khusus SKOTA Wisata by Lintasarta, wisatawan tidak lagi repot dalam bertransaksi ke tempat atraksi dan wisata.

Baca juga: Memaksimalkan potensi wisata dengan teknologi

Fitur integrasi pembayaran nontunai bukan satu-satunya kelebihan solusi SKOTA Wisata by Lintasarta. SKOTA Wisata by Lintasarta juga bisa menawarkan portal informasi daerah tentang objek wisata yang hendak dituju, termasuk penjelasan singkat, review, dan informasi transportasi umum yang tersedia. Tersedia pula panduan rute dan estimasi biaya. Calon wisatawan dapat meninjau lebih seksama destinasi wisata yang hendak dikunjungi sebelum memutuskan untuk membayar.

Bila Anda tertarik untuk menggunakan layanan SKOTA Wisata by Lintasarta, silakan hubungi kami.

Teknologi e-Tourism untuk Menunjang Pendapatan Lancar di Era Pembayaran Nontunai

Salah satu tren yang menonjol di Indonesia pada 2020 adalah meningkatnya penggunaan pembayaran cashless (nontunai). Sebuah laporan dari lembaga riset juga menunjukkan, sebagian besar pengguna dompet elektronik ini memilih penggunaannya dengan sistem nontunai dengan alasan kenyamanan (68%). Survei lainnya (Pramesti, dkk) mengungkapkan, penggunaan pembayaran cashless sudah merata, dan tidak hanya di kota-kota besar.

Tidak hanya e-commerce, para wisatawan juga semakin banyak menggunakan metode pembayaran di lokasi wisata. Di Yogyakarta, salah satu destinasi wisata utama, kenaikan jumlah pelaku transaksi pembayaran nontunai melalui mobile banking naik 62% pada Agustus 2020 lalu. Sementara jumlah transaksinya naik 57%.

Dapat kita lihat bahwa pembayaran nontunai saat ini sudah tidak lagi asing, bahkan sudah menjadi tren yang merata. Mengingat meningkatnya minat penggunaan pembayaran nontunai, pengelola destinasi wisata mau tidak mau harus menawarkan metode pembayaran nontunai agar pendapatan tetap mengalir lancar. Pembayaran nontunai dapat ditawarkan baik di tempat maupun secara online.

Pengelola pariwisata daerah yang ingin menawarkan cara pembayaran nontunai untuk destinasi dapat menggunakan solusi SKOTA Wisata by Lintasarta. Dengan solusi ini, pengelola pariwisata dapat menawarkan integrasi dengan e-wallet dan kartu kredit untuk pembelian tiket masuk dan aktivitas di destinasi pilihan.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!