Salah satu tantangan dalam pertanian di Indonesia adalah bagaimana meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Peningkatan produktivitas ini menjadi keharusan, karena lahan pertanian menunjukkan tren penyusutan. Pada 2020, menurut data Kementerian Kehutanan, lahan pertanian menciut sebesar 60 ribu hektar per tahun. Bahkan, Ketua HKTI sempat mengklaim penyusutan yang lebih besar, yaitu 120 ribu hektar per tahun.
Pemerintah memang terus mencoba mengimbangi penyusutan lahan pertanian di Jawa ini lewat ekstensifikasi, dengan membuka lahan baru di luar Jawa. Namun, umumnya produktivitas lahan baru ini lebih rendah. Padahal kebutuhan terhadap hasil pertanian terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk Indonesia.
Baca juga: Bagaimana Cara Meningkatkan Hasil Pertanian dengan Teknologi?
Peningkatan produktivitas lahan pertanian dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi, antara lain dengan pertanian pintar (smart farming). Smart farming dapat dimaknai sebagai konsep pengelolaan pertanian yang mendayagunakan teknologi maju (dalam hal ini teknologi informasi dan komunikasi atau ICT), untuk melacak, memantau, mengotomatisasi, dan menganalisis jalannya operasi. Internet of Things (IoT) menjadi bagian penting dalam Smart Farming, bersama-sama teknologi lainnya seperti komputasi awan (Cloud Computing) dan data analytics.
Teknologi IoT dalam pertanian
Secara umum, teknologi IoT dapat diartikan sebagai segala jenis perangkat yang ditanami chip dan sensor dan instrumen yang terhubung lewat jaringan data, baik ke sesama perangkat IoT lainnya maupun ke perangkat komputasi lain, misalnya server, komputer, atau perangkat bergerak (ponsel).
Perangkat IoT ini biasanya berfungsi untuk mengumpulkan data, yang kemudian dikirim ke server atau layanan Cloud untuk dianalisis lebih lanjut. Terkadang, sebagian atau seluruh data ini juga dapat diolah secara lokal, untuk mempercepat proses ketika perangkat IoT memerlukan hasil pengolahan data secara lebih cepat.
Ketika diterapkan dalam sektor pertanian, teknologi IoT dapat digunakan untuk memantau keadaan lahan pertanian secara real-time. Pemantauan ini menggunakan antara lain sensor tanah, cuaca, teknologi UAV atau drone.
Precision farming
Pertanian presisi (precision farming) merupakan praktik pertanian yang sudah disesuaikan dengan keadaan lapangan sebenarnya. Untuk mendapatkan produktivitas maksimal, petani harus memerhatikan tidak hanya kondisi lahan pertaniannya, tetapi juga cuaca. Dengan memberi pupuk yang sesuai kebutuhan dan keadaan tanah dengan tepat, pada cuaca yang cocok, petani bisa mendapatkan panen lebih.
Baca juga: Bagaimana Pemberdayaan Kelompok Tani Dengan Teknologi untuk Kemajuan Pertanian Lokal?
Selain bermanfaat untuk produktivitas lahan, pertanian presisi juga lebih ramah lingkungan. Petani bisa mengurangi bahkan melenyapkan limbah karena pemberian pupuk, pestisida, dan herbisida yang berlebihan, karena petani bisa mengetahui dosis yang tepat dengan keadaan lahannya. Akibatnya lingkungan hidup bisa lebih terpelihara.
Pengelolaan irigasi
Teknologi IoT juga dapat menjadi tulang punggung untuk penciptaan sistem pengelolaan irigasi yang lebih cerdas. Berbagai jenis tanaman pertanian, misalnya padi, memerlukan pasokan air dalam jumlah yang cukup besar. Padahal sumber daya air akan merupakan barang langka dalam beberapa tahun mendatang. Pulau Jawa, misalnya, diperkirakan akan mengalami kekeringan pada 2040. Karena itu, sistem irigasi yang tepat guna dan tidak boros bisa membantu petani untuk memenuhi kebutuhan pengairan tanamannya.
Sistem pengairan cerdas (smart irrigation) ini telah dikembangkan antara lain oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Batbalingtan). Ada beberapa pertimbangan Kebutuhan air di masing-masing lahan pertanian berbeda-beda, sesuai dengan jenis lahannya (kering, semi-kering, lembab, basah). Karena itu pengetahuan tentang lahan yang akan diairi bisa membantu menciptakan sistem pengairan yang efisien.
Smart Irrigation ini dilengkapi dengan sensor pembacaan kondisi lahan, termasuk kadar air tanah dan lingkungan sekitar. Untuk mengatur pasokan air, terdapat sistem kendali untuk membuka/menutup katup irigasi dengan mikrokontroler, yang terhubung dengan web server. Pemantauan dan pengendalian dapat dilakukan dari jauh secara daring.
Penunjang teknologi IoT
Dalam konsep Smart Farming, teknologi IoT tidak berdiri sendiri, tetapi juga harus diterapkan berdampingan dengan teknologi ICT lainnya agar kita bisa memperoleh manfaat maksimal. Seperti pada penerapan IoT lainnya, Cloud sering digunakan tidak hanya sebagai pusat pengendalian, tetapi juga untuk pengolahan data yang dikumpulkan dari perangkat IoT. Hal ini disebabkan perangkat IoT sendiri biasanya tidak memiliki kapasitas komputasi yang diperlukan untuk pengolahan data.
Untuk menghubungkan berbagai jenis perangkat IoT, bisa digunakan beragam teknologi jaringan data, mulai dari teknologi nirkabel jarak pendek seperti Bluetooth, sampai teknologi radio dan jaringan seluler.
Teknologi kecerdasan buatan bisa diterapkan dengan IoT untuk berbagai keperluan. Misalnya, AI bisa digunakan untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi, serta untuk mengendalikan drone dan robot pertanian.
SKOTA Tani dan IoT
Teknologi IoT pertanian dapat dihubungkan dengan aplikasi ponsel. Petani bisa memantau dan mengetahui keadaan terkini lahan pertaniannya langsung dari genggaman, melalui aplikasi seperti SKOTA Tani yang ditawarkan oleh Lintasarta.
SKOTA Tani by Lintasarta merupakan aplikasi pertanian yang mengintegrasikan dukungan terhadap teknologi IoT, misalnya sensor unsur hara, kelembaban, dan juga informasi cuaca. Petani dapat mengetahui kondisi lahannya dengan cepat secara real-time, tanpa harus melakukan pemeriksaan langsung ke lapangan. Petani cukup datang ke lokasi bila diperlukan.
Baca juga: SKOTA Tani: Aplikasi Pertanian Penunjang Petani Pintar
Selain integrasi dengan perangkat teknologi IoT, SKOTA Tani by Lintasarta juga menyediakan fitur marketplace untuk mempermudah penjualan hasil pertanian langsung ke pembeli yang membutuhkan, serta forum diskusi untuk konsultasi dan berbagi pengalaman, baik dengan pakar maupun rekan sesama petani.
Tertarik untuk mengetahui lebih jauh SKOTA Tani by Lintasarta lainnya untuk pertanian? Silakan hubungi kami.