|
Lintasarta

3 Tantangan Perluasan Jaringan Internet di Indonesia

Jaringan InternetLintasarta Skota DataSKOTA by LintasartaSKOTA Data

Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat di Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok daerah. Terlebih, adanya pandemi Covid-19 membuat berbagai aktivitas masyarakat beralih menggunakan sistem daring (online) sehingga dibutuhkan jaringan Internet yang andal.

Mengacu terhadap data Global Digital Report 2020, saat ini hampir 64% penduduk di Indonesia yang sudah terkoneksi dengan Internet. Sementara itu, menurut survei Alvara Research Center, pada 2020 pengeluaran belanja masyarakat atas kebutuhan Internet pun mencapai 8,1%, naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,1%.

Baca juga: Perbedaan Kecepatan Internet Dedicated dan Internet Broadband

Peningkatan data dari beberapa survei di atas tentu juga tidak terlepas dari adanya pandemi Covid-19. Sebab, menurut data Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna Internet di Indonesia hingga kuartal II 2020, naik menjadi 73,7% dari populasi, atau setara 196,7 juta pengguna dari total 266,9 populasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Meski pertumbuhan pengguna Internet terus meningkat, bukan berarti implementasi hal tersebut merata di berbagai daerah Indonesia sudah berjalan maksimal. Ketua Umum APJII, Jamalul Izza, mengungkapkan, saat ini masih ada sekitar 12.500 desa yang belum mempunyai koneksi Internet.

Menurut Jamalul, hal tersebut sudah menjadi perhatian pihaknya dan juga pemerintah. Beliau menambahkan, APJII akan fokus terhadap penetrasi Internet di sejumlah pedesaan, melalui program “Desa Internet Mandiri 2020”, yang sebenarnya sudah dicanangkan sejak 2019.

Jaringan Internet dan Kendala geografis

Salah satu tantangan utama perluasan jaringan Internet di Indonesia adalah letak dan kondisi geografis yang sangat luas dan terdiri dari kepulauan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi penyedia Internet, karena cukup sulit membangun fasilitas jaringan dan data di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Faktor geografis ini pun yang menjadi satu di antara penyebab rata-rata kecepatan Internet di Indonesia rendah. Berdasarkan riset Hootsuite pada Januari 2020, terungkap bahwa kecepatan jaringan Internet di Indonesia rata-rata hanya 20,1 Mbps, atau terendah keempat dibanding 40 negara lainnya. Kecepatan ini pun jauh di bawah rata-rata dunia (worldwide) yaitu yang mencapai 73,6 Mbps.

Kecepatan dan cakupan Internet

Tantangan berikutnya adalah adanya bias mengenai model pengukuran kecepatan jaringan Internet oleh masyarakat Indonesia. Saat ini, pengguna Internet di Indonesia cenderung hanya mengukur kecepatan Internet ketika kondisi jaringan memburuk.

Baca juga: Panduan memilih jenis koneksi Internet yang tepat untuk bisnis

Selain itu, karena kebutuhan dari masyarakat sangat besar, pemerintah bersama pemangku kepentingan dalam sektor telekomunikasi mau tidak mau harus menyediakan cakupan Internet yang besar.

Infrastruktur jaringan

Belum meratanya infrastruktur jaringan juga menjadi kendala untuk perluasan jaringan Internet di Indonesia. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) saat ini ada sekitar 9.113 daerah yang tidak memiliki jaringan 4G dan 3.435 daerah non 3T yang juga tidak memiliki jaringan tersebut.

Artinya ada total sekitar 12.548 blank spot di beberapa daerah. Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah pusat maupun daerah harus bekerja sama menyiapkan beberapa infrastruktur dasar, seperti satu di antaranya adalah listrik yang juga menjadi kendala dalam pembangunan jaringan Internet di daerah terpencil.

Selain itu, pemerataan infrastuktur jaringan Internet juga menjadi salah satu kunci sukses penerapan Smart City di beberapa daerah Indonesia yang sedang diimplementasikan oleh pemerintah. Sebagai solusi atas implementasi tersebut, Lintasarta memiliki beragam teknologi untuk mendukung pengembangan Smart City, termasuk menyediakan infrastruktur jaringan telekomunikasi memadai.

SKOTA by Lintasarta akan memberikan solusi infrastruktur teknologi dan teknologi, serta juga pendampingan secara lengkap dalam enam tahapan, yang meliputi masterplan, infrastruktur IT, jasa intergrasi data, aplikasi, pendampingan change management, hingga sosialisasi ke masyarakat.

Baca juga: Internet Dedicated, solusi efisien optimalkan bisnis

Selain itu, Anda juga dapat memanfaatkan beragam solusi lainnya dalam SKOTA by Lintasarta, seperti SKOTA Data, yang merupakan bagian dari Smart City Platform untuk membantu pemerintah daerah dalam memantau, menganalisis, serta mengelola daerahnya berdasar data dengan jaringan Internet terintegrasi, sehingga mampu menentukan kebijakan secara efektif dan efisien.

Jika tertarik menggunakan layanan SKOTA by Lintasarta, Anda bisa menghubungi kami.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!