Air tidak hanya dikonsumsi oleh manusia dan makhluk hidup, tetapi juga industri. Air digunakan untuk berbagai kegunaan seperti untuk pembuatan produk, pencucian, pendinginan, atau pengangkutan. Beberapa sektor industri menggunakan air dalam jumlah besar, misalnya industri makanan, kertas, pabrik kimia, minyak dan gas, dan lain-lain. Air yang sudah digunakan oleh berbagai proses industri ini disebut sebagai air limbah industri
Air limbah industri ini sering mengandung berbagai bahan pencemar, tergantung pabrik atau industri yang membuangnya. Air limbah bisa membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya sekitar bila dilepas begitu saja tanpa diolah lebih lanjut. Karena itu, industri biasanya memasang instalasi pengolah air limbah (IPAL) sebelum melepasnya ke lingkungan sekitar.
Baca juga: Perbandingan Pemantauan Kualitas Air Limbah Manual vs SPARING
Bahaya Air Limbah Industri untuk Lingkungan
Menghabiskan Kandungan Oksigen di Dalam Air
Air limbah mungkin masih mengandung berbagai jenis bahan organik. Bahan organik ini dapat bereaksi dan menghabiskan oksigen yang terlarut dalam air. Padahal ikan dan berbagai makhluk hidup lainnya di dalam perairan (sungai, danau, laut, dan rawa) membutuhkan oksigen yang terkandung dalam air untuk hidup.
Industri seperti pengolahan makanan, kilang minyak, dan lainnya bisa menghasilkan air limbah yang menghabiskan kandungan oksigen terlarut.
Eutrofikasi (Eutrophication)
Berbagai bahan kimia seperti fosfor dan nitrogen (terutama dalam bentuk amonia atau NH3) merupakan nutrisi bagi berbagai jenis makhluk hidup di air. Meski berfungsi sebagai nutrisi, bahan kimia tersebut malah akan berdampak negatif bagi lingkungan bila kadarnya di dalam air terlalu tinggi.
Industri seperti farmasi dan tekstil bisa menghasilkan air limbah dengan kandungan bahan kimia seperti ini. Fosfor dan nitrogen bisa menyebabkan proses yang disebut sebagai eutrofikasi (eutrophication) atau over fertilisasi.
Akibatnya adalah pertumbuhan tumbuhan yang berlebihan, mengurangi kadar oksigen, mengganggu tempat bertelur ikan-ikan, merusak habitat, dan pada akhirnya mengurangi populasi berbagai spesies organisme air.
Meracuni Makhluk Hidup
Bila kandungan bahan organik atau nutrisi berlebihan berdampak negatif secara tidak langsung, berbagai jenis bahan seperti logam berat, senyawa terklorinasi, dan sebagainya secara langsung dapat meracuni makhluk hidup dalam air atau yang mengonsumsi air tersebut.
Dampak ke organisme bisa berkisar ke menyebabkan kanker, mengganggu perkembangan embrio/fetus, sampai mengganggu fungsi organ makhluk hidup. Hampir semua jenis industri dapat menghasilkan air limbah yang toksik seperti ini.
Baca juga: SPARING Managed Service, Cara Mudah Memantau Kualitas Air Limbah
Mengendalikan Mutu Pengolahan Air Limbah dengan Sparing
Untuk mencegah bahaya air limbah industri, perusahaan harus melakukan pengolahan sebelum air limbah dapat aman dilepaskan ke lingkungan sekitar. Air limbah yang sudah diolah sesuai ketentuan tidak hanya aman dilepaskan ke lingkungan sekitar, tapi juga dapat digunakan lagi untuk berbagai keperluan.
Air seperti ini bisa kembali digunakan oleh industri, atau dipakai untuk keperluan lain seperti irigasi, mengairi taman kota, dan bahkan dapat diproses untuk sumber air minum. Untuk memastikan bahwa air limbah yang sudah diolah itu benar-benar aman untuk dirilis ke lingkungan sekitar, biasanya dilakukan pengendalian.
Cara konvensional adalah dengan pengambilan sampel secara manual di titik pengeluaran IPAL. Namun, saat ini pemerintah lewat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah mewajibkan pengendalian mutu hasil pengolahan air limbah dengan menerapkan SPARING (Sistem Pemantauan Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan).
Dengan menerapkan SPARING, industri bisa melakukan pemantauan secara kontinu terhadap kualitas air limbah. Akibatnya, bila terjadi masalah, perusahaan dapat segera mendeteksi dan mengatasinya. Dampak membahayakan pada lingkungan sekitar dapat segera dicegah.
Baca juga: Mengenal Apa Itu SPARING dan Keuntungannya untuk Industri
Perusahaan yang tidak punya sumber daya dan keahlian untuk mengelola dan memelihara SPARING dapat memanfaatkan layanan managed service seperti yang ditawarkan Lintasarta. Pada model sewa seperti Lintasarta SPARING, perusahaan menyerahkan pemasangan, pemeliharaan, dan kalibrasi perangkat kepada penyedia layanan. Perusahaan cukup membayar biaya berlangganan berkala (model operational expense atau Opex), yang harganya tetap dan terjangkau.
Lintasarta menyediakan solusi SPARING berbasis IoT dalam pilihan tiga paket sesuai kebutuhan industri, seperti diatur dalam peraturan menteri. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana layanan SPARING dari Lintasarta dapat membantu perusahaan Anda memenuhi kewajiban untuk mencegah bahaya limbah industri, silakan hubungi kami.