Melalui rapat terbatas pemerintah pada 29 April 2019, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara ke luar Pulau Jawa yaitu Kalimantan Timur. Pemindahan ibu kota ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Meski pembangunannya kemungkinan akan tertunda karena adanya pandemi Covid-19. Namun, rencana untuk membangun ibu kota dari dasar tentu akan memberi kesempatan kepada pemerintah untuk menata kota dengan lebih baik dengan menerapkan konsep dan teknologi terbaru Smart City.
Konsep Smart City akan dikembangkan dalam ibu kota baru tersebut. Namun, seperti apa Smart City yang hendak dibangun oleh pemerintah nantinya? Kita bisa mendapat gambaran dari pernyataan berbagai pejabat negara. Pejabat Bappenas, misalnya, memberikan deskripsi yang lebih terperinci. Penerapan Smart City di ibu kota baru diharapkan membuat segala aspek di kota tersebut lebih mudah, terbuka untuk publik, dan terkontrol.
Baca juga: 4 Kota di Indonesia yang Sudah Terapkan Konsep Smart City
Sebagai contoh, penerapan teknologi di MRT (Mass Rapid Transport) dan bus diharapkan dapat membuat sistem transportasi di ibu kota baru lebih cerdas dan terkendali. Pengelola kota dapat melihat kendaraan berada dan jumlah penumpang yang naik. Teknologi juga memungkinkan pengelola sistem transportasi untuk mengetahui kendaraan mana yang rusak, tidak tepat waktu, dan masalah lainnya secara real-time.
Ibu Kota baru juga diharapkan akan lebih aman dengan penggunaan CCTV (Closed Circuit Television) yang mengawasi titik-titik rawan. Semua CCTV ini, yang jumlahnya terbilang puluhan bahkan ratusan, dapat diintegrasikan dalam satu platform dan dipantau di Command Center. Integrasi solusi Video Analytics dan Intelligent Computing yang dikolaborasikan dalam satu platform juga dapat mengidentifikasi objek, jenis kendaraan sampai plat nomor kendaraan, hal tersebut dilakukan dalam rangka pengawasan, pengaturan maupun perencanaan yang berkesenimbungan pada Ibu Kota baru.
Gambaran Smart City yang diusung para pejabat pemerintah mungkin sudah tidak asing lagi. Konsep kota cerdas sendiri sudah diusung pemerintah dan diterapkan oleh berbagai kota di Indonesia, salah satunya lewat program 100 Smart City dari Kemkominfo. Jadi tidak mengherankan bila kita sudah bisa melihat berbagai ciri kota pintar yang juga hendak diterapkan nantinya di ibu kota baru.
Di dalam suatu kota cerdas, teknologi komunikasi dan informasi memegang peranan penting, antara lain sebagai sistem saraf yang dapat memperoleh data dari setiap sudut kota, dari berbagai sensor dan peranti IoT (Internet of Things). Masukan dari peranti IoT ini kemudian dapat diolah lebih lanjut menggunakan platform pengolahan data, sebagai salah satu bagian dari sistem pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan efektif.
Baca juga: Smart City, Solusi Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
Smart City tidak hanya teknologi
Meskipun teknologi berperan penting dalam Smart City, sering muncul kritik bahwa konsep kota cerdas ini sering terlalu menekankan aspek teknologi. Konsepsi lain, teknologi tersebut juga menekankan sifat “pintar” sebagai kemampuan pemerintahan kota untuk menciptakan inovasi tidak hanya dalam teknologi, tetapi juga dalam manajemen dan kebijakan.
Sudah pula mulai banyak pengusung konsep kota cerdas yang lebih berpusat kepada manusia. Misalnya, teknologi yang diterapkan dalam kota cerdas harus mendorong partisipasi warga dalam pengelolaan kota. Sebagai contoh, platform dalam teknologi kota cerdas dapat menyediakan fitur laporan dan permintaan warga (citizen request). Fitur laporan ini bisa digunakan oleh warga kota untuk melaporkan berbagai insiden dan masalah perkotaan, mulai dari jalan rusak, kebakaran, sampai kemacetan.
Faktor pentingnya warga ini juga diungkit oleh pakar perencanaan kota yang menyebut aspek pemberdayaan warga sebagai salah satu balok bangunan kota pintar yang tentunya harus ada di ibu kota baru.
Baca juga: Bagaimana smart city menjadikan kota lebih aman di saat New Normal?
Lebih lanjut lagi, ibu kota negara baru tentunya akan memiliki posisi unik di Indonesia sebagai pusat pemerintahan. Mengutip kalimat seorang guru besar Institut Teknologi Bandung, ibu kota baru merupakan momentum untuk menuju Indonesia Cerdas.
Lintasarta sudah berpengalaman dalam bidang teknologi lebih dari 30 tahun, dan merupakan pilihan mitra terbaik pemerintah dalam mewujudkan konsep Smart City di kota-kota di Indonesia. Hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang solusi Lintasarta untuk Smart City.