|
Lintasarta

Mengenal Best Practice Smart Mobility Menurut Negara-negara G20

lintasarta smart citySmart City

Smart mobility (mobilitas pintar) adalah salah satu unsur penting dalam pembangunan Smart City (kota pintar). Para menteri ekonomi digital dari negara-negara G20 menyebutkan pada 2020 bahwa “smart mobility” berfungsi sebagai mesin vital dalam inovasi dan investasi.

Data dari smart mobility dan solusi teknologi dapat menangani beberapa tantangan yang dihadapi masyarakat dan kota pintar, dan berpotensi untuk mengurangi ketidakmerataan akses ke layanan-layanan kota dengan cara yang ramah lingkungan.

Baca juga: Dampak Drone Terhadap Keamanan dan Keselamatan Publik

Smart mobility bisa didefinisikan sebagai penerapan teknologi digital untuk meningkatkan berbagai ukuran mobilitas. Salah satu dasar smart mobility adalah konsep sistem transportasi cerdas, yang memadukan teknologi digital di antara perangkat, kendaraan, dan infrastruktur untuk manajemen lalu lintas. Konsep ini mencakup tidak hanya perangkat dan kendaraan, tetapi juga platform data mobilitas.

Ciri dan Manfaat Smart Mobility

Menurut International Transport Forum, ciri-ciri smart mobility adalah sebagai berikut:

  • Mengandalkan instrumen: sensor pada sistem ini memasok data antara lain data keadaan dan lokasi untuk kendaraan, perangkat portabel/bergerak, dan infrastruktur pada umumnya.
  • Komputatif: data yang diproduksi sensor tidak dibiarkan begitu saja, tapi diproses baik oleh sensor itu sendiri (edge computing), oleh perangkat lain yang secara fisik berada di dekat sensor (misalnya, komputer di dalam kendaraan), atau dari jarak jauh (misalnya oleh aplikasi Cloud).
  • Konektif: baik data maupun output/hasil pemrosesan data dibagi antara kendaraan, perangkat bergerak, maupun infrastruktur menggunakan berbagai jenis protokol dan teknologi komunikasi.
  • Reaktif: sistem secara otomatis bereaksi terhadap perubahan keadaan dengan masukan minimal, atau bahkan tanpa campur tangan dari manusia sama sekali.

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari smart mobility di antaranya:

  • Perbaikan dalam waktu tempuh: sebagai contoh, integrasi simpul manajemen jalan dan transportasi publik di daerah Seoul telah meningkatkan kecepatan perjalanan baik untuk lalu lintas pada umumnya maupun transportasi publik (kenaikan rata-rata 30%). Layanan bus juga semakin tepat waktu. Integrasi ini menggabungkan antara lain informasi operasi transportasi publik, data pembayaran, dan pemantauan lalu lintas jalan.
  • Peningkatan kualitas perjalanan: pada umumnya, waktu perjalanan adalah waktu yang tidak produktif. Namun dengan smart mobility, waktu yang dihabiskan dalam perjalanan bisa digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat. Solusi smart mobility mengurangi keramaian di transportasi publik, dan layanan ride sharing memungkinkan penumpang dapat melakukan kegiatan lain ketika sedang bepergian. Teknologi mobil otonom atau menyetir otomatis (automatic driving) juga berpotensi untuk menyumbang peningkatan kualitas perjalanan seperti ini.
  • Peningkatan keamanan: teknologi digital dapat meningkatkan keamanan dengan berbagai cara. Teknologi seperti sistem pengereman otonom darurat dan kendali stabilitas elektronik dapat pula memberikan aktivasi data lokasi yang menunjukkan kondisi berbahaya, dan dibagikan dengan kendaraan lain yang terhubung dalam sistem. Teknologi digital juga dapat meningkatkan keamanan transportasi berbasis rel, seperti automated headway control dan aktivasi pengereman yang dipicu oleh sensor.
  • Penggunaan kapasitas yang lebih efisien: sistem pengendalian lalu lintas yang lebih canggih dapat memanfaatkan kapasitas jalan dengan lebih baik. Sistem ini dapat memantau kondisi lalu lintas secara aktif, dan mengkoordinasikan lampu lalu lintas, dan memberikan pilihan alternatif perjalanan kepada para penumpang/pengendara.

7 Praktik Smart Mobility menurut G20

Baca juga: Bisakah Pengaplikasian Smart City Membuat Kota Tetap Aman dan Modern dari Sisi Teknologi?

Meskipun smart mobility berpotensi memberikan manfaat kepada warga kota, pada kenyataannya pemerintah di berbagai negara masih tersendat-sendat dalam menerapkan konsep ini. Deklarasi para menteri ekonomi digital pada tahun 2020 menyarankan 7 praktik yang dapat diterapkan sebagai kebijakan untuk mempercepat penyebaran sistem ini.

  1. Mengintegrasikan teknologi ini di dalam strategi yang lebih luas untuk komunitas dan kota pintar yang berpusat pada manusia, memerhatikan hak-hak warga, inklusif, aksesibel, dan berkelanjutan.
  2. Memfasilitasi dan memandu teknologi ini serta pembangunan infrastruktur digital.
  3. Mengukur dan memantau dampak smart mobility di dalam kerangka kerja tata kelola data.
  4. Memastikan interoperabilitas fungsional antara infrastruktur teknologi dan platform.
  5. Membangun kapasitas digital pemerintahan.
  6. Menjaga kolaborasi beragam kemitraan dan pemangku kepentingan.
  7. Mengembangkan kerangka kerja untuk memaksimalkan nilai sosial dari smart mobility.

Pemerintah kota yang ingin membangun sistem smart mobility sebagai bagian dari Kota Pintar dapat bermitra dengan Lintasarta.

Baca juga: Merancang Smart City dengan Basis Human Centered

Solusi Smart City atau SKOTA by Lintasarta merupakan solusi menyeluruh dan lengkap, yang tidak hanya menyediakan teknologi dan infrastruktur tetapi juga mencakup perencanaan masterplan, solusi integrasi data, perubahan manajemen, hingga sosialisasi ke masyarakat. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana solusi Lintasarta dapat membantu Anda membangun Smart City, silakan hubungi kami.

Lintasarta
|

Mengenal Best Practice Smart Mobility Menurut Negara-negara G20

Dalam pembangunan Kota Pintar, smart mobility adalah salah satu unsur yang paling penting karena menerapkan teknologi digital untuk berbagai mobilitas. Konsep smart mobility memadukan teknologi digital dengan kendaraan, perangkat, dan infrastruktur. Untuk mempercepat penyebarannya, negara-negara G20, menyarankan tujuh praktik ini:

  1. Mengintegrasikan smart mobility dengan sistem yang luas.
  2. Memfasilitasi pembangunan infrastruktur digital.
  3. Memantau dampak smart mobility dalam tata kelola data.
  4. Memastikan interoperabilitas fungsional antara infrastruktur.
  5. Membangun kapasitas digital pemerintahan.
  6. Menjaga kolaborasi beragam kemitraan dan pemangku kepentingan.
  7. Mengembangkan kerangka kerja untuk memaksimalkan nilai sosial.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!