Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sudah merupakan kewajiban bagi semua industri yang menggunakan air dalam proses produksinya. IPAL dapat mengubah air limbah yang sebelumnya mengandung bahan pencemar yang berbahaya menjadi air yang aman untuk lingkungan hidup. Kualitas hasil pengolahan ini harus dikendalikan dengan melakukan pemantauan.
Pengendalian kualitas memastikan bahwa hasil pengolahan air limbah benar-benar dapat dilepas ke lingkungan, dan tidak lagi mengandung bahan pencemar. Selain itu, pemantauan kualitas hasil air limbah dapat membantu mengoptimasi operasi dan performa IPAL itu sendiri. Pemantauan kualitas air limbah dapat dilakukan dengan metode sampling atau dengan pemantauan kontinu (terus menerus).
Baca Juga: Hemat Biaya Pemantauan Air Limbah dengan Managed Service SPARING
Metode Sampling Air Limbah
Pada metode sampling, operator mengambil sampel hasil pengolahan air limbah di titik pengeluaran IPAL. Sampel ini kemudian dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan pengukuran parameter pencemaran.
Metode pemantauan kontinu memanfaatkan sensor yang dipasang langsung di lokasi. Sensor ini mengukur parameter yang diperlukan untuk mengetahui kualitas hasil pengolahan air limbah. Karena dilaksanakan secara otomatis, pengukuran dapat dilakukan secara terus-menerus tanpa harus membebani operator.
Melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen KLHK) No 93/2018, dan revisinya Permen LHK No 90/2019, 12 sektor industri diwajibkan melakukan pemantauan hasil pengolahan air limbah menggunakan sistem SPARING (sistem pemantauan kualitas air limbah terus-menerus dan dalam jaringan). Ini artinya metode yang diwajibkan saat ini adalah metode pemantauan kontinu, meskipun Permen KLHK juga membolehkan metode pemantauan sampling (manual) pada kondisi tertentu.
Metode pemantauan kontinu seperti yang ditemukan pada sistem SPARING memiliki berbagai keunggulan dibandingkan pemantauan dengan sampling. Apa saja keunggulan itu?
Data Terkini
Proses pengambilan sampel pada metode sampling cukup kompleks dan memakan waktu, dan karena itu tidak dapat dilakukan dengan frekuensi lebih sering. Selain itu, sampel yang diambil juga harus dianalisis terlebih dahulu di laboratorium. Karena itu, hasil pengukuran tidak dapat diperoleh saat itu juga.
Baca Juga: Perbandingan Pemantauan Kualitas Air Limbah Manual vs SPARING
Pada metode pemantauan kontinu, hasil pengukuran parameter air limbah dapat diperoleh dan diolah saat itu juga. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan selang waktu lebih pendek. Permen KLHK mensyaratkan pengukuran dilakukan tiap 1 jam.
Lebih Akurat
Meskipun operator sudah terlatih dengan baik, dan melakukan pengukuran dengan hati-hati, selalu ada kemungkinan operator melakukan kesalahan. Kesalahan bisa terjadi saat pengambilan sampel dan penanganannya. Faktor kesalahan manusia (human error) ini bisa dikurangi pada metode pemantauan kontinu, karena pengukuran sudah dilakukan dengan otomatis.
Deteksi Dini Masalah
Selalu ada kemungkinan terjadi masalah pada proses pengolahan air limbah. Masalah ini bisa terdeteksi bila parameter yang diukur melampaui standar yang sudah ditetapkan. Dengan pemantauan metode sampling, masalah ini tidak dapat dideteksi dini.
Pada metode pemantauan kontinu, potensi masalah bisa diketahui sedini mungkin. Pengukuran dilakukan lebih sering (minimal tiap 1 jam bila mengikuti ketentuan KLHK) dan hasilnya dapat diketahui dengan cepat.
Optimasi IPAL
Karena data pemantauan dapat diperoleh secara real-time pada pemantauan kontinu, data ini bisa digunakan sebagai masukan untuk optimasi operasional IPAL. Optimasi juga dapat dilakukan dengan lebih cepat. Ini sulit dilakukan dengan metode sampling, karena hasil pengukuran yang diperoleh bukanlah data terkini.
Lebih Murah
Metode pemantauan sampling memerlukan operator yang turun di lapangan, serta analisis laboratorium. Biaya untuk pengambilan sampel dan analisis ini tidak sedikit, apalagi bila sampling dilakukan dengan frekuensi cukup sering (misalnya, sekali sehari). Biaya ini bisa ditekan bila beralih ke metode pemantauan kontinu.
Pengukuran sudah dilakukan secara otomatis, dan tidak lagi membutuhkan campur tangan operator dan analis. Perusahaan juga tidak lagi membutuhkan biaya untuk analisis di laboratorium.
Meskipun metode pemantauan kontinu punya banyak kelebihan, beberapa perusahaan mungkin enggan beralih ke metode ini dengan menerapkan SPARING. Untungnya, perusahaan dapat memanfaatkan solusi SPARING dengan model managed service seperti yang ditawarkan Lintasarta.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu SPARING dan Keuntungannya untuk Industri
Lintasarta menyediakan solusi SPARING sesuai dengan kebutuhan industri, seperti yang diatur dalam peraturan menteri. Solusi SPARING ini menawarkan jasa instalasi, operasi, pemeliharaan dan kalibrasi rutin, dan penggantian unit yang rusak bila diperlukan.
Untuk mengetahui bagaimana layanan SPARING dari Lintasarta dapat membantu Anda untuk lebih baik mengelola pengolahan air limbah, silakan hubungi kami.