|
Lintasarta

Bisakah Smart City Mengurai Kemacetan Kota?

Konsep Smart Citylintasarta smart citySmart City

Ketika mayoritas penduduk Indonesia hidup di kota, pemecahan masalah kemacetan semakin penting. Kerugian ekonomi negara Indonesia disinyalir mencapai Rp 7,4 triliun per tahunnya. Hal ini disebabkan oleh pemborosan waktu dan bahan bakar yang terjadi di 6 kota metropolitan di Indonesia.

Baca juga: 4 Pilar Utama yang Membentuk Smart City

Strategi Smart City Mengurai Kemacetan Kota

Untuk mengatasi masalah kemacetan ini, strategi yang bisa diterapkan oleh suatu kota adalah menerapkan konsep Smart City. Dalam kerangka Smart City, kota dapat menerapkan pengelolaan lalu lintas yang lebih cerdas (Smart Traffic Management) serta meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum dengan sistem yang lebih cerdas (smart public transport). Lebih jauh lagi, desain mobilitas di dalam kota dapat dirombak dengan lebih komprehensif dengan menerapkan Smart Mobility.

Smart Traffic Management

Sistem pengelolaan lalu lintas pintar (Smart Traffic Management) adalah sistem yang menggunakan sensor, kamera, dan otomasi untuk memantau dan mengendalikan aliran lalu lintas kota. Sistem ini bisa mendeteksi kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan berbagai insiden lain yang mempengaruhi aliran lalu lintas kota. Kemacetan dapat dikurangi dan dikendalikan dengan lebih baik.

Dengan data yang diterima dan diolah oleh Smart Traffic Management, pengelola lalu lintas kota tersebut dapat mengurai kemacetan dengan mengatur lampu lalu lintas serta menutup dan membuka jalan.

Penerapan teknologi Smart Traffic Management ini telah diterapkan di kota-kota seperti Pittsburgh, Pennsylvania (Amerika Serikat), Perth (Australia), dan Las Vegas, Amerika Serikat. Perguruan Tinggi di Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, juga telah meneliti dan mengusulkan sistem Smart Traffic Management.

Baca juga: 5 Kota di Indonesia yang Sudah Menerapkan Program Smart City

Smart Public Transport

Kemacetan bisa tidak terlalu berpengaruh bila lebih banyak warga kota yang menggunakan angkutan umum. Warga kota yang mengandalkan transportasi berbasis rel dan (kereta api, MRT, LRT), serta berbasis bus (BRT, bus rapid transport) dapat menghindari dampak kemacetan.

Pada kenyataannya di banyak kota di Indonesia, warga masih lebih mengandalkan kendaraan pribadi untuk mobilitasnya. Pengelolaan angkutan umum massal yang lebih efisien bisa mendorong warga kota untuk beralih. Dengan demikian, kemacetan bisa dikurangi, atau tidak lagi terlalu berpengaruh terhadap mobilitas warga kota.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2018 di Jakarta menunjukkan bahwa para penumpang menginginkan sistem informasi angkutan umum yang lebih baik, serta pembayaran yang terintegrasi dengan sistem pembayaran daring seperti dompet elektronik.

Penelitian tersebut menyarankan sistem terintegrasi yang menggabungkan teknologi IoT (Internet of Things) dengan ponsel pintar. Dengan demikian, sistem transportasi umum yang ada dapat menyediakan informasi seperti jadwal dan kedatangan bus.

Sistem seperti ini memungkinkan penumpang untuk mengetahui posisi bus dan kereta api terdekat dengan lebih akurat. Dengan demikian, penumpang bisa menyesuaikan jadwal pribadi dengan lebih baik, tanpa khawatir bahwa ternyata dia tidak akan mendapatkan bus atau kereta.

Baca juga: Bisakah Pengaplikasian Smart City Membuat Kota Tetap Aman dan Modern dari Sisi Teknologi?

Smart Mobility

Pemerintah kota dapat mendesain ulang sistem transportasinya dengan lebih menyeluruh dengan menerapkan konsep Smart Mobility. Smart mobility menghubungkan berbagai unsur teknologi informasi dan mobilitas. Ini tidak hanya mencakup penggunaan kendaraan pribadi dan transportasi publik, tetapi juga mencakup moda alternatif seperti ride sharing dan car sharing. Dengan Smart Mobility, pemecahan masalah kemacetan hanyalah salah satu manfaat sampingan.

Negara-negara G20 telah mempromosikan praktik Smart Mobility agar dapat diadopsi oleh lebih banyak kota-kota di dunia. Pertemuan menteri-menteri G20 di Saudi Arabia pada 2020 lalu telah merekomendasikan serangkaian praktik yang dapat dilakukan dalam menerapkan Smart Mobility.

Pemerintah kota yang ingin memecahkan masalah kemacetan lalu lintas dengan menerapkan konsep Smart City dapat bermitra dengan Lintasarta.

Solusi kota pintar dari Lintasarta atau SKOTA by Lintasarta merupakan solusi menyeluruh dan lengkap. Lintasarta tidak hanya menyediakan teknologi dan infrastruktur tetapi juga membantu perencanaan master plan, solusi integrasi data, perubahan manajemen, hingga sosialisasi ke masyarakat.

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Lintasarta dapat membantu pemerintah kota mengurai kemacetan dengan solusi Smart City, silakan hubungi kami.

Bisakah Smart City Mengurai Kemacetan Kota?

Ketika mayoritas penduduk Indonesia hidup di kota, pemecahan masalah kemacetan semakin penting. Kerugian ekonomi negara Indonesia disinyalir mencapai Rp 7,4 triliun per tahunnya. Hal ini disebabkan oleh pemborosan waktu dan bahan bakar yang terjadi di 6 kota metropolitan di Indonesia.

Strategi Smart City Mengurai Kemacetan Kota

Untuk mengatasi masalah kemacetan ini, strategi yang bisa diterapkan oleh suatu kota adalah menerapkan konsep Smart City. Dalam kerangka Smart City, kota dapat menerapkan pengelolaan lalu lintas yang lebih cerdas (Smart Traffic Management) serta meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum dengan sistem yang lebih cerdas (smart public transport). Lebih jauh lagi, desain mobilitas di dalam kota dapat dirombak dengan lebih komprehensif dengan menerapkan Smart Mobility.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!