Managed Service – saat ini, infrastruktur teknologi informasi sudah menjadi bagian vital dari operasi suatu perusahaan. Namun, dengan semakin kompleksnya teknologi dan meningkatnya tuntutan operasional bisnis, semakin banyak organisasi kewalahan mengelola prasarana IT. Tekanan lain yang tidak kalah penting adalah anggaran IT perusahaan.
Baca juga: Managed SOC: Solusi Pendukung Perbankan Digital
Tuntutan persaingan membuat semakin banyak perusahaan yang ingin memprioritaskan pendanaan pada investasi proyek strategis yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif. Kebanyakan perusahaan juga tidak ingin menghindari biaya tidak terduga, serta belanja modal (capital expense atau capex) yang terlalu besar.
IT merupakan salah satu bagian perusahaan yang membutuhkan dana besar, tidak hanya dari dari aspek belanja aset, tetapi juga sumber daya manusia. Hal ini bisa mengundang perusahaan melakukan penghematan di bagian IT. Padahal pemotongan anggaran tanpa pertimbangan matang justru dapat menurunkan produktivitas karyawan dan pada gilirannya pertumbuhan bisnis itu sendiri.
Apa itu Managed Service?
Managed Service menjadi solusi untuk berbagai jenis perusahaan yang ingin mengelola anggaran dengan lebih baik, tanpa mengurangi kualitas layanan dari prasarana IT perusahaan.
Layanan Managed Service adalah skema alih daya. Perusahaan mengalihkan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana IT kepada penyedia layanan Managed Service. Perusahaan bisa memilih untuk tetap membeli dan memiliki sendiri perangkat IT, atau menyerahkan sepenuhnya pengadaan perangkat yang dibutuhkan kepada penyedia layanan Managed Service.
Baca juga: Bagaimana Managed IT Operation Membantu Transformasi Digital?
Selain dapat menghemat biaya, layanan ini juga dapat memudahkan perencanaan anggaran, pencegahan biaya yang tidak terduga karena downtime, serta mengalihkan belanja modal menjadi belanja operasional (operational expense atau opex).
Penghematan biaya
Sudah lama penghematan biaya dalam anggaran IT perusahaan menjadi alasan untuk memanfaatkan layanan Managed Service. Survei CompTIA pada 2015, misalnya, mencatat bahwa 28 persen usaha kecil (dengan karyawan kurang dari 100 orang) berharap mendapatkan penghematan dari Managed Service. Angka ini meningkat sampai 33% untuk perusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 100 orang.
Baca juga: Keuntungan Managed Service Secure SD-WAN untuk Perusahaan Anda
Dalam survei yang sama, 69% responden menyebutkan bahwa penghematan biaya yang dicapai memenuhi harapan, sedangkan 24 persen tercatat melakukan penghematan yang didapatkan melebihi ekspektasi.
Sebelumnya, survei IDC pada 2013 dan 2014 juga mengindikasikan penghematan biaya yang bisa dicapai pengguna layanan Managed Service. Survei pada 2013 menyebutkan penghematan biaya prasarana IT sampai 24%, yaitu sampai USD 146.801 per 100 pengguna. Survei 2014 dengan responden berbeda menyebutkan penghematan bisa mencapai USD 5.458 per 100 pengguna.
Managed Service menekan biaya tidak terduga
Penyedia layanan ini, umumnya menawarkan skema pembayaran yang memudahkan perusahaan untuk merencanakan anggaran IT perusahaan. Perusahaan dapat membayar penyedia layanan secara berkala, dengan kualitas jasa yang sudah digaransi lewat SLA (Service Level Agreement). Perusahaan tidak perlu khawatir akan biaya ekstra yang harus keluar sewaktu-waktu karena masalah mendadak.
Downtime, atau tidak tersedianya prasarana anggaran IT perusahaan, bisa menyebabkan biaya tidak terduga yang tidak sedikit. Sebuah studi IDC pada 2015 menyebutkan kerugian akibat downtime bisa berkisar dari USD 82.000 sampai USD 256.000 per kejadian. Dengan pemeliharaan yang proaktif, penyedia layanan ini dapat meminimalkan downtime, dan demikian mengurangi kerugian yang mungkin timbul.
Capex vs Opex
Belanja anggaran IT perusahaan bisa dibagi dua: capex (belanja modal) dan opex (belanja operasional). Belanja modal digunakan untuk membeli aset seperti server, router, mesin, dan berbagai perangkat lainnya yang dibutuhkan agar bisnis dapat berjalan lancar. Belanja operasional digunakan untuk membayar biaya operasional sehari-hari, seperti sewa domain, sewa gedung, belanja kertas dan cartridge printer, dan lain-lain.
Beberapa perusahaan lebih suka meminimalkan capex. Salah satu alasannya adalah karena capex umumnya relatif besar, dan tanpa perencanaan yang baik dapat mengganggu aliran dana (cash flow) perusahaan. Proses pengadaan untuk capex juga relatif lebih lama, dan bisa mengganggu bila perusahaan perlu peningkatan kapasitas prasarana IT dengan segera.
Memanfaatkan Managed Service dapat mengalihkan capex menjadi opex. Perusahaan tidak perlu lagi membeli aset, perangkat dan lisensi yang dibutuhkan, tetapi cukup membayar biaya berkala untuk paket layanan yang sudah dipilih. Bila perusahaan ternyata perlu peningkatan kemampuan prasarana IT, ketersediaan bisa didapatkan dengan lebih cepat dengan membayar paket tambahan.
Baca juga: Ini Keuntungan jika Anda Memilih Managed Security Operation Center
Perlu diketahui bahwa perusahaan Anda memiliki banyak opsi. Perusahaan bisa saja memutuskan untuk memilih skema full outsource, dengan seluruh perangkat disediakan dan dikelola oleh penyedia Managed Service dengan sistem sewa.
Lintasarta Managed Service menyediakan layanan managed LAN, Managed Mail, Managed SD-WAN, Managed Router serta Lintasarta Enterprise Professional Services. Bila Anda ingin tahu lebih jauh tentang opsi yang tersedia dari layanan Lintasarta Managed Service, Anda dapat menghubungi kami di sini.