Bekerja secara remote atau WFH tak menghindarkan seseorang dari risiko kejahatan siber yang pada akhirnya mengganggu perkembangan bisnis perusahaan saat New Normal. Simak penjelasan bagaimana meminimalisir serangan siber berikut ini. Masyarakat di Indonesia akan segera dihadapkan dengan New Normal. Kebijakan New Normal di Indonesia diberlakukan pemerintah pada daerah-daerah yang menunjukkan laju penyebaran Covid-19 yang sudah rendah, ditandai oleh angka reproduction rate atau RO di bawah 1. Patut diperhatikan bahwa New Normal di Indonesia bukan berarti masyarakat dapat beraktivitas sebagaimana sebelum pandemi terjadi. New Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan demi mencegah terjadinya penularan Covid-19. Dengan demikian, aktivitas yang dipusatkan di rumah seperti belajar di rumah hingga bekerja di rumah (Work from Home/WFH) masih berpeluang besar akan diterapkan saat New Normal di Indonesia. Di sisi lain, bekerja secara remote atau WFH tak menghindarkan seseorang dari risiko kejahatan siber yang pada akhirnya mengganggu perkembangan bisnis perusahaan. Dengan lebih banyak karyawan yang bekerja remote, justru akan ada banyak potensi ancaman yang patut diperhatikan oleh perusahaan. Berikut 5 hal terkait keamanan siber saat New Normal yang harus menjadi perhatian perusahaan:
- Menegakkan kesadaran keamanan siber
Di tengah jutaan orang yang bekerja dari rumah, penting bagi perusahaan untuk menegakkan kebijakan dan praktik keamanan siber. Satu contoh sederhana, karyawan mungkin cenderung mengklik email berbahaya dari phising dan kegiatan rekayasa sosial lainnya. Contoh lainnya seperti karyawan yang menginstal aplikasi ilegal, sehingga tim keamanan harus memperkuat dan kembali mengedukasi karyawan terkait pentingnya kesadaran keamanan selama WFH di saat New Normal.
- Mengawasi keamanan perangkat pribadi dan mobile
Perusahaan harus menyadari adanya peningkatan risiko malware pada perangkat mobile dan pribadi, terutama perangkat dengan bermacam sistem operasi dan platform. Sebab, karyawan cenderung menyimpan data rahasia ke perangkat pribadi sehingga menempatkan data perusahaan dan pelanggan dalam bahaya. Tim keamanan sebaiknya meminta registrasi perangkat dan menyediakan pengawasan untuk mengakses data perusahaan.
- Menggunakan jaringan yang aman
Sangat mungkin bagi karyawan yang bekerja secara remote menggunakan jaringan yang tidak aman untuk terhubung ke jaringan perusahaan. Hal ini membuka potensi pelanggaran dan memberikan peluang bagi penjahat siber. Divisi keamanan IT perusahaan harus memperkuat dan mengingatkan karyawan tentang pentingnya menggunakan jaringan yang aman saat bekerja remote di kala New Normal. Dengan menggunakan virtual private network, akan membantu memastikan karyawan aman ketika mereka mengakses data, sistem, dan aplikasi perusahaan.
- Prioritaskan enkripsi data
Banyak interaksi terjadi melalui email atau chat setiap hari dalam perusahaan. Rahasia dari percakapan tersebut akan dengan mudah terlupakan saat bekerja dari rumah. Oleh karena itu, Anda perlu memerhatikan enkripsi data. Dokumen yang tidak terenkripsi yang dikirim dan disimpan pada perangkat, berpotensi terdampak serangan siber.
Bahkan saat perusahaan memiliki teknologi enkripsi, hal ini tak berguna jika karyawan tak menerapkannya. Dengan demikian, divisi keamanan IT harus mengadopsi dan menegakkan kebijakan enkripsi, terutama jika mayoritas karyawan bekerja remote saat New Normal.
- Memastikan autentikasi dan manajemen kata sandi yang kuat
Mengingat banyaknya aplikasi dan perangkat, akan makin sulit bagi perusahaan untuk memastikan karyawan mematuhi kebijakan kata sandi. Saat mayoritas karyawan bekerja dari rumah, penting untuk memiliki manajemen kata sandi yang kuat. Praktik ini akan membantu karyawan menghindari lupa kata sandi. Namun untuk melapisi keamanan, manfaatkan metode autentikasi yang aman dan fleksibel.
Mengurangi risiko keamanan saat New Normal
Untuk mengurangi risiko bisnis saat karyawan bekerja remote, ada dua hal penting yang perlu dilakukan perusahaan yaitu tindakan dan intelligence. Dengan kata lain Anda perlu memahami di mana risiko terbesar serta mengungkap siapa yang paling rentan terdampak serangan siber. Melalui evaluasi dan identifikasi infrastruktur terbesar seperti perangkat, risiko terkait karyawan, dan penerapan strategi manajemen risiko keamanan yang tepat, Anda dapat memperoleh intelligence yang diperlukan untuk mengambil tindakan. Selanjutnya, Anda dapat merespons secara real-time terhadap situasi yang sedang berlangsung. Untuk mengurangi risiko keamanan bisnis saat New Normal, Anda dapat menggunakan layanan Lintasarta untuk mengamankan infrastruktur perusahaan. Melalui layanan Lintasarta Managed Security Solutions, Lintasarta akan membantu perusahaan membangun strategi keamanan untuk pengelolaan dan pemantauan infrastruktur keamanan. Lintasarta Managed Security Solutions menawarkan rangkaian lengkap mulai dari pengelolaan layanan managed anti-virus, managed next-gen firewall hingga layanan security event management. Anda dapat menghubungi kami untuk mengetahui lebih lengkap tentang Lintasarta Managed Security Solutions beserta keunggulannya.