Kemajuan bisnis dapat menjadi pisau bermata dua bagi perusahaan: di satu sisi, pendapatan dan laba mungkin meningkat. Namun tuntutan terhadap infrastruktur, yang menjaga agar bisnis bisa berjalan lancar tanpa keluhan pelanggan, juga semakin berat. Dengan semakin pentingnya teknologi digital dalam perusahaan, Server Room (ruang server) atau Data Center (pusat data) semakin penting pula untuk kelangsungan usaha. Akhirnya, akan ada satu titik di mana kapasitas Data Center tak lagi memadai. Seiring dengan pertumbuhan bisnis mereka, perusahaan mau tak mau harus memperbesar kapasitas Data Center mereka. Ada dua pilihan dalam memperbesar kapasitas Data Center, yakni upgrade server atau memilih Colocation. Meng-upgrade server maupun colocation memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Baca juga: Pentingnya Disaster Recovery untuk Keberlangsungan Bisnis Anda
Tiap perusahaan memiliki pertimbangannya dalam memilih opsi tersebut. Mulai dari pertimbangan finansial, perawatan, hingga yang paling utama, faktor keamanan.
Upgrade Data Center sendiri
Meng-upgrade Data Center umum dilakukan bagi perusahaan yang memilih untuk mengelola Data Center mereka secara mandiri. Perusahaan ini memiliki perangkat server dan networking pribadi (in-house Data Center/Server Room). Perawatan hingga pengoperasian sehari-harinya dilakukan sendiri. Pilihan ini memberi kebebasan dalam mengelola sistem pengelolaan Data Center mereka. Namun meng-upgrade Data Center bukan hal yang mudah, memakan waktu yang panjang, dan biayanya besar. Dibutuhkan perencanaan yang matang hingga anggaran besar untuk memastikan proses upgrade berjalan lancar tanpa mengganggu sistem yang sedang berjalan. Pengelolaan mandiri ini juga yang kerap membuat biaya perawatan berubah-ubah atau bahkan membengkak. Bila lokasi atau bangunan Data Center saat ini tidak mampu menampung peningkatan kapasitas, perusahaan harus mencari lokasi baru yang lebih sesuai. Ini bukan hal yang mudah: Data Center harus memenuhi serangkaian syarat seperti pasokan daya listrik yang terjamin, konektivitas data yang memadai, serta lokasi yang mudah terjangkau dan terlindungi dari bencana.
Baca juga: [Infografis] Data Center dan Ekosistem Digital Terkini
Tidak mengherankan bila terdapat kecenderungan untuk meninggalkan Data Center mandiri. Pada tahun 2019 lalu lembaga riset Gartner meramalkan bahwa tahun 2025 kebanyakan perusahaan (80%) akan menutup Data Center-nya. Ini sudah dilakukan oleh 10% responden studi Gartner pada Februari 2019. Sebuah survei yang dikutip TechRepublic pada tahun 2020 terhadap teknisi IT di 500 perusahaan di Amerika Utara menyebutkan bahwa 75% memilih untuk menggunakan Colocation atau penggunaan Cloud bagi Data Center perusahaan mereka. Empat faktor utama pendorongnya adalah peningkatan performa jaringan, peningkatan skalabilitas infrastruktur dan aplikasi, peningkatan ketersediaan Data Center, dan peningkatan keamanan.
Colocation
Alternatif menarik bagi perusahaan pemilik Data Center mandiri adalah Colocation, yaitu penggunaan jasa perusahaan penyedia Data Center sebagai lokasi penyimpanan perangkat komputasi, penyimpanan, dan jaringan suatu perusahaan. Perusahaan penyediaan jasa Colocation bisa dilihat sebagai ‘hotel’ bagi pelanggannya: semua kebutuhan seperti sumber listrik, konektivitas jaringan, dan sistem pendinginan sudah disediakan, dan pelanggan tidak harus terbebani dengan keharusan pemeliharaan suatu Data Center lengkap. Namun, tidak seperti pada layanan Cloud, pemilik perangkat masih memiliki kendali langsung terhadap data mereka. Penggunaan jasa Colocation memecahkan masalah pelik yang dihadapi perusahaan ketika hendak melakukan ekspansi kapasitas Data Center. Perusahaan harus menentukan ukuran bangunan dan infrastruktur yang sesuai, tidak hanya untuk kebutuhan saat ini tetapi juga untuk kebutuhan di masa mendatang. Membangun secara berlebihan berisiko boros sumber daya yang belum tentu digunakan. Dengan memanfaatkan jasa Colocation, perusahaan tidak perlu lagi memikirkan apakah infrastruktur Data Center saat ini akan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan di masa depan. Ekspansi bangunan, pasokan daya listrik, sistem pendinginan, konektivitas jaringan, dan infrastruktur pendukung lainnya, diurus oleh penyedia jasa Colocation.
Baca juga: Tips Memelihara Data Center
Bila kapasitas Data Center Anda tidak lagi memadai, Lintasarta menyediakan layanan Colocation yang dapat memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis perusahaan Anda. Data Center milik Lintasarta sudah memenuhi standar Uptime Institute (Tier III), tersertifikasi ISO dan PCI DSS. Bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang keunggulan dan manfaat layanan Colocation Data Center Lintasarta untuk perusahaan Anda, hubungi kami.