|
Lintasarta

Pentingnya Disaster Recovery untuk Keberlangsungan Bisnis Anda

Data CenterDisaster Recovery CenterLintasarta Data Center

Bencana seperti gempa, banjir, atau kebakaran dapat mengancam keberlangsungan bisnis. Sebagai gambaran, statistik dari FEMA (Federal Emergency Management Agency), lembaga penanganan bencana federal di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa 25% bisnis tidak dapat pulih setelah bencana karena tidak memiliki Disaster Recovery. Untuk usaha kecil, angka ini lebih tinggi lagi: 40-60% tutup permanen setelah dilanda musibah tersebut. Salah satu penyebab perusahaan berhenti beroperasi setelah mengalami bencana biasanya terjadi karena tidak adanya persiapan untuk menghadapinya. Sebuah survei dari lembaga asuransi tahun 2017 menyebutkan bahwa sekitar 68% usaha kecil tidak punya rencana tertulis untuk pemulihan bencana.

Baca juga: Kapan Layanan Data Center Jadi Pilihan Terbaik bagi Perusahaan?

Statistik dari lembaga riset IDC tahun 2019, yang terfokus pada aspek IT, pun menunjukkan hal serupa. Menurut estimasi IDC, 50% dari organisasi tidak dapat pulih apabila dilanda bencana. Banyak di antaranya juga tidak memiliki tempat backup data terpisah (offsite) dan terlindungi, belum menguji fasilitas Disaster Recovery yang digunakan, atau tidak memiliki proses terotomatisasi untuk Disaster Recovery. Padahal, kemampuan pulih dari bencana ini sangat penting bagi keberlangsungan bisnis suatu perusahaan. Perusahaan yang ingin usahanya tetap bertahan harus segera kembali beroperasi setelah terjadi bencana. FEMA menyebutkan bahwa 90% perusahaan kecil gagal bertahan, kecuali bila mereka mampu meneruskan operasi bisnisnya dalam waktu lima hari sesudah bencana berlalu.

Rencana pemulihan dari bencana

Pemulihan sistem IT, termasuk pemulihan data, merupakan bagian penting dari proses Disaster Recovery dari suatu perusahaan. Meskipun mungkin biayanya mahal, aset fisik selalu dapat diganti, apalagi bila kerugian perusahaan ditanggung oleh asuransi. Namun, aset tidak kasat mata yang musnah, seperti data kritikal perusahaan, pada dasarnya tidak tergantikan. Backup dan pemulihan data merupakan bagian integral dari pemulihan sistem IT. Tidak hanya bencana alam yang dapat menyebabkan kehilangan data. Gangguan lain seperti masalah perangkat keras, masalah aliran listrik, kesalahan manusia, dan serangan siber juga bisa dapat menyebabkan hilangnya sejumlah data penting. Oleh karena itu, penanganan peristiwa kehilangan data yang cukup fatal seperti ini juga bisa diperlakukan sebagai usaha Disaster Recover. Salah satu langkah penting agar perusahaan dapat pulih dari bencana adalah membuat Disaster Recovery Plan (DRP) atau rencana pemulihan dari bencana. Secara umum, pembuatan rencana pemulihan bencana harus melewati enam tahapan, yakni:

  1. Project initiation
  2. Project scheduling
  3. Business impact analysis
  4. Backup and recovery strategy
  5. Initial implementation
  6. Post implementation

Perumusan rencana pemulihan IT ini pun harus diintegrasikan ke dalam rencana keberlanjutan bisnis. Setelah merumuskan rencana pemulihan data tersebut, jangan lupa pula untuk mengujinya secara berkala. Pengujian ini sangat penting untuk memastikan bahwa ketika gangguan atau bencana benar-benar terjadi, pemulihan data bisa berjalan dengan mulus sesuai rencana.

Baca juga: SSD Storage: Manfaat dan keunggulan pada Cloud atau Data Center

Tanpa pengujian, Anda mungkin saja nanti baru menemukan masalah ketika bencana benar-benar terjadi. Jika ternyata ada kejadian yang muncul di luar perkiraan, akan lebih baik bila hal tersebut terjadi pada saat pengujian. Lintasarta merekomendasikan agar tim IT Anda melakukan pengujian ini paling tidak dua kali dalam setahun.

Memilih fasilitas DRC 

Disaster Recovery Center (DRC) merupakan bagian penting dari pemulihan data dalam proses pemulihan dari bencana. DRC adalah infrastruktur yang berfungsi untuk menyelamatkan dan menduplikat data yang tersimpan di Data Center utama. Dengan demikian, bila terjadi bencana terhadap Data Center utama, data dapat dipulihkan kembali dengan cepat. DRC harus berada di lokasi yang cukup berjarak dari Data Center utama, namun tidak terlalu jauh. Pemilihan lokasi yang tidak terlalu jauh ini berguna untuk memastikan agar latensi jaringan tidak terlalu tinggi sehingga proses backup dan restore data dapat berlangsung tanpa halangan.

Baca juga: [Infografis] Data Center dan Ekosistem Digital Terkini

Apabila Anda memerlukan fasilitas DRC yang aman, fasilitas yang ditawarkan Lintasarta Jatiluhur bisa menjadi pilihan. Fasilitas DRC tersebut terletak di daerah yang aman dari gempa bumi karena berada di daerah tinggi (124 meter di atas permukaan laut, yang juga terbebas dari banjir). Selain itu, DRC Jatiluhur dibangun dengan tujuan sebagai Disaster Recovery dengan menyediakan work area serta fasilitas parkir yang luas, dan dapat digunakan jika terjadi bencana. DRC Lintasarta terhubung dengan konektivitas data andal yang mendukung neutral carrier, serta pasokan daya listrik yang stabil dari dua sumber listrik yang berbeda yaitu PLTA Jatiluhur dan PLN. Fasilitas tersebut juga mudah terjangkau dari ibu kota Jakarta. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang solusi Disaster Recovery Center untuk keberlangsungan bisnis Anda, silakan hubungi kami.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!