|
Lintasarta

Beda Data Center Hyperscale dan Data Center Biasa

Data CenterLintasarta Data Center

Seperti namanya, data center atau pusat data adalah fasilitas tempat perusahaan atau organisasi memusatkan penyimpanan dan pengolahan data mereka. Sebuah data center berisi perangkat server, perangkat penyimpanan data (storage), serta perangkat jaringan (network). Tidak kalah penting adalah fasilitas pendukung seperti pendingin, pasokan daya (power), serta pengamanan fisik.

Seiring makin pentingnya peran data center, saat ini ukuran dan kemampuannya juga makin meningkat. Semakin banyak perusahaan menawarkan layanan data center yang membangun pusat data berskala hiper (raksasa) atau hyperscale data center. Data center skala hiper ini dimaksudkan untuk mendukung organisasi yang memiliki kebutuhan pengolahan dan penyimpanan data yang semakin melonjak.

Baca juga: Bagaimana Layanan Data Center Dapat Mendukung Solusi Kantor virtual?

Istilah hyperscale juga merujuk pada kemampuan data center tersebut untuk tetap dapat menangani beban komputasi yang terus bertambah tanpa mengurangi performanya.

Beberapa perusahaan seperti Amazon, Google, Facebook, dan Microsoft pun membangun data center hyperscale. Hal ini dilakukan karena mereka menawarkan produk yang memang membutuhkan kapasitas komputasi yang besar. Namun, ada pula pemilik data center hyperscale yang membangun fasilitas ini untuk melayani kebutuhan data center perusahaan lain. Pada akhir 2020, jumlah fasilitas data center hyperscale mencapai 597 lokasi.

Data center hyperscale berbeda dengan data center biasa. Perbedaannya terletak pada aspek fisik, konektivitas, dan penggunaan daya listriknya.

Baca juga: Memilih Data Center, Perusahaan Fintech Harus Perhatikan Tiga Hal Ini

Ukuran fisik Data Center Hyperscale

Cara termudah untuk membedakan data center hyperscale dan data center biasa adalah ukuran fisiknya. Lembaga riset IDC membatasi data center hyperscale sebagai fasilitas pusat data yang dapat menampung 5.000 server atau lebih, serta memiliki luas lebih dari 10.000 kaki persegi (lebih dari 900 meter persegi).

Kebutuhan konektivitas data

Perbedaan lain antara data center hyperscale dan data center biasa adalah kebutuhan terhadap konektivitas data. Pemilik data center hyperscale menuntut kapasitas bandwidth lebih dibandingkan data center biasa. Kapasitas ini dibutuhkan untuk menunjang lalu lintas data yang juga berukuran gergasi.

Berapa banyak bandwidth tipikal suatu data center hyperscale? Sebuah survei menyebutkan, 93% pemilik data center hyperscale membutuhkan sambungan dengan minimal kecepatan 40 Gbps.

Daya listrik Data Center Hyperscale besar, tetapi efisien

Karena kapasitasnya yang raksasa, data center hyperscale akan mengonsumsi daya listrik dalam jumlah masif. Namun, tidak berarti konsumsi daya listrik tersebut juga boros. Pengelola data center hyperscale cenderung meningkatkan efisiensi konsumsi daya listrik.

Efisiensi ini diukur lewat besaran Power Usage Effectiveness (PUE). PUE sebesar 1.0 menunjukkan efisiensi ideal. Menurut Uptime Institute, pada 2020, PUE data center rata-rata adalah sekitar 1,58. Berbagai data center hyperscale melaporkan indeks yang lebih rendah (1,20, bahkan 1,078).

Tren lain data center hyperscale dalam aspek penggunaan daya listrik adalah penggunaan energi terbarukan (renewable energy).

Baca juga: Apa Saja Ancaman Fisik terhadap Data Center?

Layanan Data Center Lintasarta

Menjawab permintaan yang terus meningkat akan data center berstandar global di Indonesia, bersama para mitranya, Lintasarta juga akan meluncurkan data center hyperscale di Indonesia.

Bersama dengan Indosat dan BDx, Lintasarta menyediakan jasa Data Center untuk perusahaan yang membutuhkan sistem pusat data tanpa harus mengeluarkan biaya investasi yang besar. Layanan Data Center dari Lintasarta saat ini berlokasi di tiga tempat: Jakarta, Tangerang Selatan, dan Jatiluhur. Menurut peringkat dari Uptime Institute, ketiganya merupakan fasilitas Tier III.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang layanan Data Center yang ditawarkan Lintasarta, silakan hubungi kami.

Lintasarta
|

Beda Data Center Hyperscale dan Data Center Biasa

Seperti namanya, data center atau pusat data adalah fasilitas tempat perusahaan atau organisasi memusatkan penyimpanan dan pengolahan data mereka. Sebuah data center berisi perangkat server, perangkat penyimpanan data (storage), serta perangkat jaringan (network). Tidak kalah penting adalah fasilitas pendukung seperti pendingin, pasokan daya (power), serta pengamanan fisik.

Seiring makin pentingnya peran data center, saat ini ukuran dan kemampuannya juga makin meningkat. Semakin banyak perusahaan menawarkan layanan data center yang membangun pusat data berskala hiper (raksasa) atau hyperscale data center. Data center skala hiper ini dimaksudkan untuk mendukung organisasi yang memiliki kebutuhan pengolahan dan penyimpanan data yang semakin melonjak.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!