Teknologi radio merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi di Indonesia. Sejak adanya perkembangan di akhir abad ke-19, radio memberikan dampak yang begitu besar bagi masyarakat, terutama sebagai media komunikasi, baik bagi perorangan maupun instansi. Beberapa instansi yang menggunakan radio sebagai komunikasi antara lain militer, layanan kesehatan, minyak dan tambang, dan lain sebagainya. Dalam perkembangannya, sistem radio dibagi menjadi dua jenis, yaitu radio analog dan radio digital.
Baca juga: Apa itu Radio Trunking dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Bagaimana perbedaan radio analog dan digital? lalu apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing? Simak berikut ulasannya.
Sekilas mengenai radio analog
Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan keberadaan radio analog. Penggunaan radio jenis analog sangat masif di era 80-an hingga 90-an. Fungsinya pun beragam, mulai dari sarana komunikasi untuk perusahaan besar seperti pertambangan, komunikasi antar masyarakat hingga sebagai sarana hiburan. Pada dasarnya, radio analog menggunakan gelombang elektromagnetik dalam mengirimkan sinyal dan memiliki sifat variabel yang berurutan.
Dalam radio analog, terdapat dua karakter modulasi yang paling penting, yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan sinyal dari radio analog. Sementara itu, frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal yang ada dalam satuan detik. Selain itu juga, terdapat fase yang merupakan besaran sudut sinyal analog di saat-saat tertentu. Sementara itu, untuk isyarat biasanya ditentukan dengan gelombang sinus yang merupakan dasar bagi semua bentuk komunikasi analog. Dengan demikian, sinyal dari radio analog memiliki jangkauan transmisi dalam jarak yang cukup jauh.
Sistem radio digital
Perkembangan teknologi radio yang ada saat ini membuat komunikasi melalui teknologi tersebut berubah ke ranah digital. Kehadiran sistem radio digital, khususnya di Indonesia, seolah-olah memberikan jawaban atas padatnya penggunaan radio analog, khususnya untuk modulasi FM. Sistem radio digital dalam hal penyaluran sinyalnya dapat mengubah informasi analog menjadi angka-angka biner yang nilainya berubah-ubah sesuai besaran sinyal analog yang masuk melalui pemancar radio digital. Proses inilah yang dinamakan decode.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Radio dari Masa ke Masa
Di Indonesia sendiri rentang frekuensi untuk radio analog FM adalah 350 KHz, sementara untuk radio digital ruang frekuensi membutuhkan lingkup yang lebih kecil yakni 60 KHz. Uji coba sistem radio digital di Indonesia menggunakan sistem In-Bound on Channel (IBOC). Sistem IBOC ini cara kerjanya adalah dengan menggabungkan audio analog dan audio dalam radio digital.
Dalam perkembangannya, perpindahan dari radio analog ke radio digital memang mengharuskan penggunanya mengganti perangkat radio analog ke perangkat radio digital. Begitu juga dengan alat penerimanya yang perlu disesuaikan dengan stasiun pemancar radio.
Kelebihan dan kekurangan
Keberadaan radio analog maupun radio digital memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, terutama dalam hal komunikasi. Namun, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan dari radio analog dan radio digital yang perlu Anda ketahui.
Radio analog
Kelebihan sistem radio analog dari segi pemilihan frekuensi adalah tidak membutuhkan jaringan Internet dalam melakukan komunikasi. Sementara itu, kekurangan dari sistem radio ini antara lain adalah terkadang dalam pengiriman suara sering kali terhalang oleh bangunan dan bentang alam seperti perbukitan dan pegunungan. Selain itu, sistem radio analog juga sering terjadi tumpang tindih sinyal sehingga membuat komunikasi menjadi terganggu.
Radio digital
Kelebihan sistem radio digital adalah dari segi kualitas jelas lebih baik bila dibandingkan radio analog. Suara yang dihasilkan oleh radio digital dinilai lebih tahan dari gangguan (noise) gelombang radio lainnya, sehingga lebih jernih, tidak tumpang tindih, dan nyaman untuk berkomunikasi. Dari segi sinyal, sistem radio ini dinilai lebih stabil dengan kecepatan pengiriman yang sangat tinggi. Selain itu, dari segi infrastruktur dapat menghemat biaya.
Dari segi teknologi radio digital, komunikasi juga bisa digunakan untuk menjangkau wilayah yang terpencil dengan kualitas komunikasi terbaik. Khususnya untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan industri migas. Hal ini dikarenakan adanya teknologi full digital dan fitur GPS Tracking seperti radio komunikasi digital yang dimiliki Lintasarta Data Communication.
Dari segi lain, radio digital masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut di antaranya adalah dalam melakukan komunikasi atau siaran bisa bermasalah pada kualitas penerima. Hal ini terjadi di karenakan adanya kesalahan saat melakukan coding. Untuk menanggulanginya, maka diperlukan perangkat tambahan untuk mendapatkan sinyal yang baik. Artinya Anda membutuhkan biaya tambahan dalam pengadaan perangkat baru.
Baca juga: Manfaat Fitur Monitoring Pada Radio Trunking
Setelah memahami perbedaan sistem radio analog dan radio digital, sekarang Anda tidak lagi salah kaprah mengenai keduanya. Jadi, mana yang menurut Anda lebih cocok dan sesuai untuk digunakan sebagai kebutuhan komunikasi bisnis saat ini?
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Lintasarta memiliki layanan Radio Trunking, atau disebut dengan Digital Radio Communication. Layanan ini sudah dilengkapi dengan Base Station (Repeater), dan Terminal (Handy Talky dan Mobile Radio/Base Radio) yang dapat menghubungkan saluran komunikasi lapangan yang sulit mendapatkan sinyal dan beroperasi di frekuensi UHF dengan menggunakan standar Digital Mobile Radio (DMR) sesuai standarisasi European Telecommunications Standards Institute (ETSI).
Selain fitur monitoring yang serba digital, Lintasarta Digital Radio Communication juga dilengkapi dengan fitur integrasi ke PoC atau Push to Talk Over Cellular dan dengan infrastruktur jaringan serta tim support yang ada di berbagai kota Indonesia. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.