|
Lintasarta

Metro Ethernet vs. DWDM, apa bedanya?

DWDMMetro Ethernet

Pengguna Internet di Indonesia umumnya dihadapkan oleh dua permasalahan utama. Pertama adalah masalah terkait spektrum, dan yang kedua adalah perihal bandwidth. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk negara tetangga, kecepatan bandwidth Internet Indonesia masih jauh tertinggal.

Mengutip dari liputan6.com, rata-rata kecepatan Internet di dunia adalah 42,71 Mbps untuk Internet Kabel dan 22,16 untuk koneksi Internet via gawai pintar. Jika kita telaah lebih rinci, Singapura menempati urutan pertama untuk kecepeatan Internet kabel dengan kecepatan 161,50 Mbps. Sedangkan untuk Internet via gawai pintar, Norwegia berada di posisi satu dengan kecepatan 62,01 Mbps. Bagaimana dengan kecepatan Internet di Indonesia? Menurut Hootsuite, rata-rata kecepatan Internet kabel dan gawai pintar di Indonesia adalah masing-masing 13,79 Mbps dan 9,82 Mbps.

Baca jugaPerbedaan Kecepatan Internet Broadband dan Internet Dedicated

Pengaplikasian inovasi teknologi komunikasi terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Beberapa di antaranya adalah penggunaan teknologi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) dan Metro Ethernet. Apakah kedua teknologi ini sama? Mari simak penjelasan tentang perbandingan antara DWDM dengan Metro Ethernet di bawah ini.

Mengenal teknologi DWDM dan Metro Ethernet

DWDM adalah singkatan dari Dense Wavelength Division Multiplexing. Teknologi ini merupakan pengembangan dari WDM (Wavelength Division Multiplexing) yang muncul karena adanya lalu lintas jaringan yang tinggi pada sejumlah backbone atau koneksi berkecepatan tinggi. Lalu lintas tinggi pada backbone menyebabkan penuhnya kapasitas jaringan.

DWDM bertransmisi melalui media fiber optic, Teknologi ini kemudian beroperasi dalam satu jaringan fiber optic yang nantinya bisa terus berkembang. Dalam prakteknya saat ini, DWDM tidak hanya melayani backbone, tetapi juga digunakan untuk jaringan yang ada di kota-kota besar di dunia.

Teknologi kedua adalah Metro Ethernet, yaitu jaringan komunikasi yang mencakup satu kota besar (metro) dengan memanfaatkan Ethernet sebagai transportasi data. Cara kerjanya sendiri mirip dengan jaringan Ethernet pada umumnya, yang membedakan hanyalah cakupan jaringan.

Baca jugaTips Memilih Provider Internet untuk Perusahaan

Pada umumnya perangkat Metro Ethernet digunakan untuk menghubungkan jaringan komunikasi antar beberapa titik yang terpisah. Praktiknya sering ditemukan pada bisnis atau institusi besar untuk menghubungkan kantor pusat dengan cabang-cabang mereka di tempat lain. Metro Ethernet berfungsi sebagai sebuah “jembatan” bagi setiap jaringan yang terpisah.

Pilih mana, DWDM atau Metro Ethernet?

Lalu manakah perangkat yang sebaiknya Anda gunakan? Jika melihat sekilas, keduanya memang unggul karena dapat menghubungkan jaringan komputer yang sebelumnya terpisah. Namun jika diperhatikan baik-baik, salah satunya lebih unggul dibandingkan dengan yang lain. Metro Ethernet dalam penggunaan saat ini cenderung unggul jika dibanding dengan DWDM.

Ini karena Metro Ethernet jauh lebih fleksibel dibandingkan DWDM. Jaringan yang ditawarkan Ethernet sangat beragam sehingga penyedia jasa dapat lebih mudah menentukan paket produk layanan. Dari segi pengguna pun akan diuntungkan karena memiliki pilihan yang lebih banyak dan tidak akan kesulitan untuk upgrade layanan.

Baca juga: Fungsi Metro Ethernet Untuk Perusahaan

Perbandingan biaya pemasangan

Selain dari sisi penggunaan, biaya Metro Ethernet juga lebih unggul jika dibandingkan dengan DWDM. Ini disebabkan karena biaya pemasangan, operasi, dan pemeliharaannya relatif murah. Metro Ethernet tidak memerlukan teknisi khusus, sehingga biaya pemeliharaan atau maintenance tidak besar. Di samping itu, Metro Ethernet tidak akan memakan biaya tambahan lain untuk perangkat multiplexer.

Baca jugaBerapa Besar Kebutuhan Ideal Internet untuk Sebuah Kantor?

DWDM sering dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan komunikasi. Namun jika dibandingkan dengan Metro Ethernet, DWDM masih tertinggal. Selama lebih dari 3 dekade, Lintasarta Metro Ethernet telah membantu berbagai jenis industri di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dengan bandwidth besar, atau mencapai 100Gbps.

Lintasarta Metro Ethernet menggunakan teknologi EPVL (Ethernet Virtual Private Line) dengan bentuk jaringan berupa point-to-point (P2P) dan point-to-multipoint (P2MP) untuk memastikan komunikasi efektif antara perusahaan dengan pelanggan sambil menghemat biaya yang dibutuhkan. Silakan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai Lintasarta Metro Ethernet.

Lintasarta
|

Metro Ethernet vs. DWDM, apa bedanya?

Pengguna Internet di Indonesia umumnya dihadapkan oleh dua permasalahan utama. Pertama adalah masalah terkait spektrum, dan yang kedua adalah perihal bandwidth. Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk negara tetangga, kecepatan bandwidth Internet Indonesia masih jauh tertinggal.

Mengenal teknologi DWDM dan Metro Ethernet

DWDM adalah singkatan dari Dense Wavelength Division Multiplexing. Teknologi ini merupakan pengembangan dari WDM (Wavelength Division Multiplexing) yang muncul karena adanya lalu lintas jaringan yang tinggi pada sejumlah backbone atau koneksi berkecepatan tinggi. Lalu lintas tinggi pada backbone menyebabkan penuhnya kapasitas jaringan.

Teknologi kedua adalah Metro Ethernet, yaitu jaringan komunikasi yang mencakup satu kota besar (metro) dengan memanfaatkan Ethernet sebagai transportasi data. Cara kerjanya sendiri mirip dengan jaringan Ethernet pada umumnya, yang membedakan hanyalah cakupan jaringan.

Pilih mana, DWDM atau Metro Ethernet?

Lalu manakah perangkat yang sebaiknya Anda gunakan? Jika melihat sekilas, keduanya memang unggul karena dapat menghubungkan jaringan komputer yang sebelumnya terpisah. Namun jika diperhatikan baik-baik, salah satunya lebih unggul dibandingkan dengan yang lain. Metro Ethernet dalam penggunaan saat ini cenderung unggul jika dibanding dengan DWDM.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!