Sudah waktunya perusahaan Indonesia untuk tumbuh menjadi pemain global. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk itu, salah satunya infrastruktur telekomunikasi atau komunikasi data. Banyak perusahaan berpikir bahwa menyiapkan infrastruktur teknologi komunikasi dan informasi baik skala lokal maupun global adalah hal yang rumit dan memakan banyak biaya. Padahal itu tidak benar. Dengan International Ethernet Private Line (IEPL) yang dikeluarkan oleh Lintasarta, semua hal itu jadi mudah. IEPL adalah sebuah jaringan internet privat internasional yang menghubungkan antar negara. Ini berbeda dengan jaringan internet publik yang biasa kita gunakan. Analogi sederhana untuk membedakan dua hal ini adalah jalan. IEPL itu seperti kita punya sebuah jalan tol yang kita pergunakan sendiri yang menghubungkan tempat kita ke tempat yang dituju, sementara internet publik biasa adalah jalan umum yang kita pakai bersama-sama dengan orang lain. Kita tentu tahu bedanya. Tetapi, dua hal itu hanya memerlukan hal yang sama, yaitu kendaraan, atau mobil. Head of Product Management Lintasarta, Wuri Yulianto mengatakan, IEPL Lintasarta didukung jaringan backbone international fiber optic dengan ragam media akses yang menjadi kelebihan Lintasarta. Singapura menjadi transit utama karena Lintasarta memiliki node di sana, selain itu Negara Singa tersebut adalah pusat data center internasional. “IEPL ini cocok buat perusahaan-perusahaan di Indonesia yang ingin membuka cabang di luar negeri,” katanya Perusahaan Indonesia yang ingin membuka cabang di luar negeri , tutur Wuri, tidak cukup hanya mengandalkan internet publik biasa. Selain kapasitasnya yang kecil, belum lagi soal gangguan dan keamanan. Bayangkan jika yang dikirim dari kantor pusat ke kantor cabang di luar negeri atau sebaliknya itu adalah data penting dan rahasia. Jika ini terganggu, tentu operasional bisnis akan terganggu yang imbasnya tentu pada keuntungan perusahaan. Belum lagi soal kecepatan pengiriman data. Karena ini privat, maka tentu saja jauh lebih cepat dari pada yang biasa. Sedangkan soal keamanan, tentu akan lebih andal karena sekali lagi, jalur yang dipakai hanya digunakan sendiri, tidak bersama dengan pihak lain. “Jadi kalau perusahaan itu berlangganan kapasitasnya 2 mega, misalnya, maka dia akan stabil mendapatkan 2 mega,” tukasnya. Untuk menggunakan jasa IEPL ini juga tidak rumit. Perusahaan hanya perlu menyiapkan perangkat sebagaimana yang dibutuhkan jika ingin memakai jasa jaringan internet biasa. Sementara peralatan atau keperluan lainnya, akan disediakan oleh Lintasarta. Sejauh ini Lintasarta, sebut Marlina – Product Manager Metro Ethernet & IEPL, sudah memiliki beberapa klien dari segmen finansial dan media. Umumnya mereka membuka cabang di negara yang di mana banyak orang Indonesia. “Kami baru merilis ini resmi awal Desember atau awal tahun depan. Tetapi sudah ada yang berlangganan, meski baru project based,” jelasnya. Wuri menambahkan, layanan ini tidak hanya untuk negara-negara di mana banyak penduduk Indonesia, tetapi bisa menjangkau semua negara di dunia. Lintasarta telah memiliki mitra sesama provider internasional yang bisa menjangkau hingga negara yang dituju. Pemilihan mitra ini juga dilakukan secara selektif sesuai dengan standar Lintasarta dan telah menyepakati service level agreement (SLA) yang diajukan. Ini yang membuat, tutur Wuri, jika ada gangguan di negara di mana perusahaan itu membuka cabang, maka akan bisa ditangani dengan cepat karena Lintasarta memiliki mitra lokal yang andal. Wuri menyarankan agar perusahaan Indonesia yang ingin membuka cabang di luar, tidak perlu lagi menggunakan provider asing jika ingin menggunakan jasa internet privat Internasional. Cukup ke Lintasarta karena memiliki kemampuan dan pengalaman yang setara dengan provider asing. Yang paling utama dan sering tidak masuk perhitungan, dengan menggunakan Lintasarta, segala kesulitan, gangguan, atau keinginan perusahaan itu bisa lebih cepat direspon, karena providernya ada di dalam negeri.