JAKARTA. Pada tahun 2015, kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau pasar bebas ASEAN akan mulai berlaku. Pada momen tersebut arus perpindahan barang dan jasa antar negara-negara di Asia Tenggara akan berjalan tanpa hambatan. Menjelang pemberlakuan MEA dalam tenggat waktu kurang dari satu tahun ke depan, negara-negara anggota ASEAN dalam tahap bersiap diri. Termasuk Indonesia yang harus mempercepat persiapan menghadapi MEA terutama dalam upaya meningkatkan daya saing beberapa sektor industri utama nasional. Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru MEA dalam upaya persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN. Sebagai info, dalam cetak biru MEA, terdapat 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan oleh pemerintah. Sektor tersebut terdiri dari tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif, elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil. Kemudian sisanya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, kesehatan, pariwisata, logistik, dan teknologi informasi. Sektor-sektor tersebut pada era MEA akan terimplementasi dalam bentuk pembebasan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja. Akan hadirnya MEA menjadi tantangan global yang akan dihadapi oleh para pelaku industri dalam negeri. Peningkatan daya saing perusahaan dalam negeri menjadi sebuah keharusan agar bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan multi nasional. Hadirnya MEA sendiri sebagai jawaban dari tekanan globalisasi yang semakin menguat di tengah era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi yang cukup pesat. Persaingan produk atau jasa menjadi semakin cepat, ketat, dan menuntut adanya keadilan. Sayangnya tuntutan globalisasi yang semakin menguat ini tidak didukung dengan kondisi birokrasi dan sistem informasi yang baik di dalam negeri. Beberapa kondisi yang masih kerap kali dikeluhkan para pelaku usaha seperti rumitnya prosedur birokrasi administrasi (SLA yang tidak jelas) dan proses pembuatan perijinan yang masih manual. Koordinasi antar instansi baik pelaku usaha di dalam satu sektor industri ataupun lintas industri juga masih belum optimal. Sistem pertukaran data dan informasi antar instansi baik swasta maupun pemerintah juga belum terintegrasi. Contohnya, kegiatan logistik masuknya barang di pelabuhan yang melibatkan berbagai instansi seperti Kementerian Keuangan, perusahaan pengelola pelabuhan, bank, perusahaan transportasi, dan perusahaan logistik. Kompleksitas tersebut tentunya membutuhkan integrasi pelayanan yang prima. Dampak dari situasi tersebut kepada dunia usaha seperti waktu tunggu yang meningkat, biaya logistik serta produksi meningkat, produktivitas menurun, dan daya saing usaha menurun. Pada akhirnya, kepuasan pelanggan menjadi kunci sukses industri manufaktur dan logistik nasional. Tentunya, peningkatan daya saing usaha perlu didukung komunikasi yang terintegrasi antara produsen, distributor hingga pengguna. Ketepatan waktu pengiriman barang sesuai dengan pesanan konsumen tentunya memberikan nilai tambah tersendiri. PT Aplikanusa Lintasarta yang berspesialisasi dalam tekonologi komunikasi data, internet dan IT services, menawarkan solusi bagi industri manufaktur. Solusi komunikasi yang ditawarkan salah satunya berupa layanan Virtual Private Network (VPN) dengan Lintasarta IPVPN dan Lintasarta dedicated Internet. Fasilitas Lintasarta IPVPN ini sangat ekonomis karena memakai satu saluran fisik untuk beberapa layanan jasa. Hal ini akan memberikan fleksibilitas untuk mengatur prioritas pengiriman data dalam aplikasi yang sensitif seperti halnya ERP serta aplikasi non sensitif delay seperti email. Sedangkan layanan Lintasarta Dedicated Internet memiliki kualitas premium dengan banyak akses, backbone internasional, point of presence di luar negeri, jangkuan yang luas dan koneksi internet high speed. Keunggulan layanan Lintasarta adalah kesatuan network layanan yaitu broadband wireless, VSAT, CDMA, wifi, 3.5G serta dapat digunakan untuk mengakses Lintasarta IPVPN secara online. Untuk monitoring warehouse, proses produksi dan proses distribusi yang penting bagi industri manufaktur, dapat digunakan solusi sistem CCTV online Lintasarta. Sehingga monitoring dapat dilakukan dari kantor pusat hingga ke berbagai lokasi secara mobile. Agar perusahaan bisa fokus ke bisnis utamanya, Lintasarta juga dapat mengelola operasional IT perusahaan secara full managed dengan solusi layanan Lintasarta Managed Services. Penunjukan mitra bisnis yang tepat oleh perusahaan manufaktur dan logistik akan mampu mendorong perusahaan dapat bersaing di tengah tantangan globalisasi. Tingginya tuntutan kualitas layanan dan dorongan globalisasi terbantukan dengan keberadaan solusi komunikasi data dan IT services yang memperlancar proses produksi, distribusi, serta operasional perusahaan.
|
Lintasarta