Hal baru umumnya sulit di terima. Tetapi begitu kita merasakan kelebihan dan kemudahannya, hal baru itu akan menjadi bagian dari aktivitas kita yang sulit dipisahkan. Itu juga yang terjadi dengan cloud computing di Indonesia. Meski teknologi ini masuk Indonesia sejak 2009, tetapi masih belum banyak perusahaan di sini yang menggunakannya. Cloud computing adalah sebuah sistem jaringan komputer di mana infrastrukurnya berada di “langit”. Secara sederhana, cloud computing itu, menurut Cloud Business Manager Lintasarta Freidrik Naiggolan, seperti memiliki data center beserta infrastrukturnya secara virtual. Data center adalah hal yang krusial bagi perusahaan jika ingin tumbuh sehat. Bukan perkara mudah untuk membangun sebuah data center. Memerlukan biaya yang besar untuk infrastrukturnya. Belum lagi biaya untuk menjaga agar data center itu tetap beroperasi tanpa gangguan, serta para ahli yang menjalankannya. “Perusahaan sering berpikir data center itu hanya membangun server room. Padahal itu hanya bagian kecilnya saja,” tutur Freidrik. Keuntungan menggunakan cloud computing yang paling terasa adalah efisiensi. Menggunakan cloud computing itu seperti menggunakan utilitas seperti air PDAM atau listrik PLN. Kita bisa langsung memakainya, tanpa pusing-pusing membangun infrastrukturnya. Dan, kita hanya membayar sesuai dengan yang kita gunakan, atau sesuai dengan kapasitas berlangganan kita. Ini berbeda dengan jika perusahaan membangun data center sendiri. Mereka harus menyiapkan semua infrastukturnya dalam perhitungan maksimal padahal kebutuhan bisnisnya sebenarnya tidak sebesar itu. “Jadi biayanya akan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi bisnis,” tukas Freidrik. Lintasarta sebagai salah satu perusahan teknologi komunikasi informasi terbesar di Indonesia, merilis cloud computing untuk finance bank dan non bank. Cloud Expert Lintasarta, Luky Kurniawan menjelaskan, untuk memakai cloud computing mudah sekali, selama ada jaringan internet di mana Lintasarta juga menyediakan jasa itu. Untuk cloud computing bagi finance bank dan non bank, Lintasarta menyediakan semuanya, mulai storage, server, network, bahkan hingga operating systemnya. Untuk bidang ini menggunakan cloud computingnya privat karena bisnis ini memiliki regulasi yang ketat. Dalam penggunaan cloud computing yang privat, value yang diutamakan adalah dedikasi, bahwa semua resources hanya untuk satu pelanggan saja, tidak dibagi dengan yang lain. Lintasarta juga menyediakan cloud computing publik di mana resourcesnya dipakai bersama dengan pelanggan lain. “Kalau privat, semua resources kita untuk satu pelanggan itu saja. Kalau perusahaan yang kinerjanya besar, baiknya privat,” tutur Freidrik. Pelanggan, sebut Luky tidak perlu khawatir soal keamanan jika menggunakan cloud computing. Lintasarta memiliki data center yang memiliki standar tinggi sesuai standar internasional, apakah itu untuk gedungnya maupun sistemnya. Dengan menggunakan cloud, perusahaan tidak perlu juga membayar orang ahli untuk menjaga dan menjalankan data center mereka. Cukup diserahkan ke Lintasarta dan semua akan dikelola dengan sangat profesional. “Cloud akan membuat operasional bisnis sangat efisien, lalu time to market akan lebih cepat. Ini tentu keuntungan yang luar biasa,” paparnya. Freidrik bercerita, ada sebuah perusahaan finance yang telah menjadi pelanggan privat cloud computing Lintasarta. Setelah menggunakan jasa ini, perusahaannya tumbuh makin sehat. Jika awalnya mereka hanya perlu 40 server, kini mereka sudah punya 70 server. Ini menunjukkan betapa cloud computing sangat membantu meningkatkan bisnisnya. “Kami pernah menghitung, jika menggunakan cloud computing, cost bisa ditekan hingga 50% dibandingkan dengan membangun jaringan sendiri. Itu perhitungan saat perusahaan sudah punya data center sendiri,” tukasnya. Bagi perusahaan yang sudah berlangganan provider luar negeri untuk cloud computing dan ingin pindah ke Lintasarta, Lucky menegaskan mereka tidak perlu khawatir. Lintasarta akan mengurus semua proses migrasi data center mereka. “Itu teknis, tapi itu bukan hal yang sulit, karena setiap provider cloud computing pasti ada exit closure-nya jika pelanggan sudah tidak ingin berlangganan lagi. Kami sudah melakukan migrasi beberapa kali dan berjalan sangat baik,” tuturnya. Jika masih ada perusahaan yang belum yakin, Freidrik menegaskan bahwa Lintasarta memberikan waktu trial untuk jasa cloud computing mereka. Trial ini diberikan untuk aplikasi-aplikasi yang non critical atau dalam pengembangan. “Biar tahu feel dan experience-nya cloud computing, biar ketagihan,” tutur Freidrik.
|
Lintasarta