|
Lintasarta

Implementasi Open Banking dalam Efisiensi Biaya Operasional Perbankan Nasional

LintasartaOpen Banking

Open banking adalah sistem yang menyediakan data jaringan lembaga keuangan dan perbankan kepada pengguna melalui penggunaan antarmuka pemrograman aplikasi (API). Standar Perbankan Terbuka mendefinisikan bagaimana data keuangan harus dibuat, dibagikan, dan diakses. Dengan mengandalkan jaringan alih-alih sentralisasi, open banking membantu pelanggan jasa keuangan untuk secara aman berbagi data keuangan mereka dengan lembaga keuangan lainnya.

Baca juga: 4 Manfaat Video Conferencing – Kolaborasi dalam Sektor Keuangan dan Perbankan

Manfaat implementasi open banking termasuk lebih mudah mentransfer dana dan membandingkan penawaran produk untuk menciptakan pengalaman perbankan yang paling memenuhi kebutuhan setiap pengguna dengan cara yang paling hemat biaya. Implementasi open banking yang dikenal sebagai “data bank terbuka” ini juga berpengaruh terhadap efisiensi operational cost (biaya operasional) perbankan nasional.

Kondisi perbankan nasional

Berdasarkan informasi yang dilansir dari keuangan.konton.co.id, kondisi perbankan nasional di awal 2018 menunjukkan perubahan positif berupa efisiensi melalui penurunan biaya operasional. Klaim bahwa perbankan kini memiliki kinerja yang semakin efisien tercermin pada tren penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Statistik Perbankan Indonesia (SPI) bahkan mencatat bila bank konvensional saat ini mempunyai rasio BOPO 78,37% per November 2017. Lebih lanjut, BOPO secara tahunan juga mengalami penurunan sebanyak 227 basis poin (bps) dari posisi 80,64% di November 2016. Berdasarkan jenisnya, OJK menyebutkan bahwa bank persero atau bank BUMN mencatat BOPO dengan nilai paling rendah pada November 2017 sebesar 72,84% atau turun cukup dalam dari posisi di tahun sebelumnya yaitu 76,14%.

Baca juga: Bagaimana Cloud Dapat Menjadi Solusi Pertumbuhan Industri FinTech?

Terjadinya penurunan BOPO itu sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sejumlah bank nasional.

Pengaruh open banking

Eksekutif bank senior mulai memahami bahwa open banking akan memiliki implikasi penting pada posisi kompetitif mereka di masa depan dan kegiatan transformasi digital terkait. Open banking didefinisikan sebagai pendekatan bisnis di mana penciptaan nilai dihasilkan dari berbagi, menyediakan, dan memanfaatkan akses ke sumber daya bank melalui antarmuka pemrograman aplikasi (API). Dengan cara ini data, proses, dan kapabilitas bisnis bank lainnya tersedia untuk ekosistem pihak ketiga terpilih (misalnya: fintech, vendor teknologi, dan pelanggan korporat). Open banking diatur untuk mengubah pengalaman digital dengan memungkinkan pihak ketiga untuk mengembangkan proposisi nilai yang menarik sambil memanfaatkan akses ke sumber daya bank dan menempatkan pelanggan lebih mudah untuk dikontrol. Sebagaimana wujud manfaatnya yang berskala besar, akan terjadi perubahan cukup cepat ke arah platform open banking. Platform ini memungkinkan bank untuk berinteraksi dan bekerja sama secara efektif dan aman dengan ekosistem penyedia layanan melalui API. Baik bank dan penyedia layanan dapat menciptakan manfaat bagi pelanggan bersama mereka, memperkuat posisi kompetitif dalam ekonomi API, dan berpotensi membangun jalan baru untuk pertumbuhan pendapatan. Bagi bank, ini dapat mengimbangi tekanan kompetitif yang diakibatkan oleh meningkatnya keterbukaan dalam pembayaran dan perbankan yang diperkenalkan oleh PSD2. Di Eropa, bank-bank mulai bereksperimen dengan menawarkan API di luar fungsionalitas wajib (yang dirasakan) di bawah PSD2.

Manfaat open banking

Potensi manfaat dari open banking sangat besar, seperti peningkatan pengalaman pelanggan, aliran pendapatan baru, dan model layanan berkelanjutan untuk pasar yang secara tradisional kurang terlayani. Selain pemain terkenal seperti Mint, contoh manfaat open banking terlihat dari penjamin emisi alternatif seperti Lending Club di Amerika Serikat, M-Shwari di Afrika, Lenddo di Filipina, dan pengganggu pembayaran seperti Stripe dan Braintree.

Baca juga: Mengapa Angka NPL di Perbankan dan Fintech Indonesia Menjadi Tinggi?

Itulah informasi implementasi open banking dalam efisiensi operational cost perbankan nasional. Seiring zaman yang semakin berkembang, mempersiapkan diri dengan memahami konsep open banking perlu dilakukan. Semoga bermanfaat! Tertarik menggunakan layanan Lintasarta untuk menjalankan open banking? Hubungi kami di sini.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!