Teknologi informasi memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Termasuk pula berdampak bagi perkembangan sistem perbankan di dunia maupun di tanah air. Masyarakat pun cenderung memilih bank dengan kemampuan teknologi terbaik. Karena itu, lembaga perbankan harus beradaptasi dengan teknologi, agar tidak ditinggalkan nasabahnya.
Baca juga: 4 Manfaat Sistem Credit Scoring Terintegrasi Bagi Perbankan
Contoh penggunaan teknologi dalam perbankan adalah untuk membangun sebuah sistem credit scoring terintegrasi. Namun untuk membangun sistem tersebut, dibutuhkan infrastruktur yang memadai. Berikut beberapa infrastruktur yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem credit scoring terintegrasi.
Data center yang andal dan mumpuni
Membangun sistem credit scoring terintegrasi membutuhkan kesiapan dari pihak perbankan terlebih dahulu. Kesiapan ini bisa diwujudkan dengan adanya data center yang andal dengan spesifikasi super tinggi berbasis cloud computing. Bisnis perbankan memang memiliki risiko yang sangat tinggi terlebih dalam menyimpan data-data nasabah dan kegiatan operasional sehari-hari. Keberadaan data center ini bisa menjadi solusi backup data nasabah bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Di dalam proses credit scoring, perbankan membutuhkan data untuk mengevaluasi dan menganalisis kredit. Bayangkan saja bila data-data yang berbentuk fisik tersebut hilang atau rusak, misalnya karena kebakaran, tentu akan menyulitkan pihak perbankan. Dengan adanya data center yang andal, semua data bisa tersimpan baik. Sehingga proses credit scoring dapat berjalan lancar. Selain itu, pelayanan perbankan juga menjadi lebih cepat dan efisien, sehingga permohonan kredit dapat segera diproses.
Implementasi big data analytic
Selain memiliki data center berbasis cloud computing, lembaga perbankan juga harus mengimplementasikan big data analytic dalam membuat sistem credit scoring terintegrasi. Penggunaan big data di Indonesia saat ini sudah diterapkan di beberapa bank BUMN dengan menggunakan data para debitur. Big data yang dimiliki bank dihimpun dari para penggunanya melalui jaringan internet, baik melalui komputer maupun smartphone.
Baca juga: Bagaimana Sistem Credit Scoring Percepat Proses Permohonan Kredit Nasabah?
Big data ini berisi tentang kebiasaan dalam berbelanja nasabah, terutama belanja online atau transaksi dengan menggunakan kartu kredit. Keberadan big data dalam sistem credit scoring terintegrasi merupakan sebuah pelengkap paling penting. Pihak bank bisa menggunakannya untuk keperluan analisis manajemen risiko, khususnya perilaku individu nasabah. Beberapa bank juga menggunakan algoritma seperti text mining dalam melihat risiko-risiko yang kemungkinan terjadi. Selain itu, bank-bank besar pun kini sedang membangun artifical inteligent (AI) untuk mendukung big data analytic dalam proses credit scoring. Dengan demikian, perhitungan credit scoring dengan big data dapat menjadi pedoman bagi para pengambil kebijakan untuk pemberian kredit kepada nasabah.
Jaringan internet yang berkualitas
Infrastruktur berikutnya yang tidak kalah pentingnya dalam membangun sebuah sistem credit scoring terintegrasi adalah jaringan internet berkualitas. Tanpa adanya jaringan internet yang berkualitas, proses transaksi maupun credit scoring analytic yang dilakukan lembaga perbankan dapat terganggu. Di berbagai daerah, banyak jenis usaha, khususnya UMKM, yang membutuhkan bantuan kredit dari perbankan. Bila menggunakan credit scoring konvensional, pihak bank akan menghadapi beberapa kesulitan, terutama saat melakukan survei. Dengan adanya sistem credit scoring terintegrasi, pun memungkinkan lembaga perbankan untuk menjangkau UMKM di wilayah terpencil. Hal ini bisa terlaksana bila pihak perbankan menggunakan layanan WAN optimizer semisalnya yang dapat bekerja optimal di dalam jaringan Very Small Aperture Terminal (VSAT). Sehingga proses credit scoring bisa berjalan dengan baik, bahkan menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Baca juga: Jaminan Keamanan Lewat Private Cloud untuk Perbankan
Itulah beberapa infrasruktur yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah sistem credit scoring terintegrasi. Untuk pelayanan sistem credit scoring terintegrasi semakin optimal, lembaga perbankan bisa menggandeng vendor atau perusahan penyedia layanan solusi IT terbaik di Indonesia seperti Lintasarta. Didukung dengan infrastruktur terbaik dan tenaga profesional, Lintasarta memberikan jaminan untuk menciptakan sistem perbankan berbasis teknologi di Nusantara.