|
Lintasarta

Bagaimana Cloud Computing Dapat Mendorong Adopsi Teknologi AI di Perusahaan?

Cloud ComputingLintasarta Cloud Service

Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin penting bagi keunggulan kompetitif perusahaan. International Data Corporation (IDC) meramalkan, belanja teknologi AI akan mencapai US$ 97,9 miliar pada tahun 2023 mendatang. AI digunakan dalam berbagai sektor bisnis, mulai dari keuangan, ritel, manufaktur, industri kesehatan, media, dan pemerintahan. Lantas, bagaimana peran Cloud Computing dapat mendorong penggunaan teknologi tersebut?

IDC menyebutkan, sektor perbankan dan ritel akan menjadi pemimpin adopsi AI. Industri perbankan memfokuskan penerapan AI antara lain dalam hal analisis dan investigasi fraud, sedangkan industri ritel memanfaatkan AI dalam sistem rekomendasi produk, penasihat belanja, serta agen pelayan pelanggan terotomasi.

Baca juga: Public Cloud atau Private Cloud? Apa perbedaannya?

Salah satu pendorong meluasnya adopsi teknologi AI adalah mulai mudah dan terjangkaunya aplikasi untuk pengembangan AI, dan ketersediaan perangkat pendukung AI pada layanan Cloud Computing (komputasi awan) sehingga penerapan AI semakin luas. Selain menuntut keahlian di bidang AI, pada awalnya perusahaan yang ingin memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan tersebut membutuhkan infrastruktur dengan daya komputasi ekstra. Namun, masalah infrastruktur ini bisa diatasi dengan memanfaatkan layanan Cloud untuk aplikasi AI.

Survei dari Deloitte pada 2018 menyebutkan bahwa di Amerika Serikat 49% perusahaan sudah menggunakan AI berbasis Cloud Computing. Sementara itu, pada tahun 2019, survei dari 451 Research menyebutkan bahwa 97% responden berencana akan menggunakan AI berbasis Cloud.

Layanan Public Cloud memungkinkan perusahaan untuk mengakses berbagai sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh teknologi AI tanpa harus mengeluarkan biaya modal (capital expense) yang tinggi. Perusahaan dapat mengakses daya komputasi terbaik, storage berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi, serta konektivitas jaringan tanpa halangan dengan model pembayaran pay-as-you-go. Alternatif lain adalah menggunakan layanan AI as a Service, yang juga sudah mulai populer.

AI as a Service

AI as a Service (AIaaS) dapat dilihat sebagai layanan Software as a Service (SaaS), tetapi untuk kecerdasan buatan. Perusahaan yang ingin mengeksploitasi AI tidak hanya butuh akses ke daya komputasi, tetapi juga butuh keahlian dari berbagai macam disiplin ilmu. Mengembangkan kepakaran di bidang AI ini butuh waktu dan biaya sendiri, termasuk dalam perekrutan maupun pelatihan dalam internal perusahaan.

Baca juga: Prediksi Tren Teknologi Cloud Computing di 2021

Perusahaan multinasional seperti Amazon, Google, Microsoft, dan IBM merupakan beberapa pemain yang menawarkan layanan AI/ML berbasis Cloud Computing. Layanan yang disediakan termasuk analisis gambar dan video, terjemahan otomatis, konversi suara ke teks, sampai pencegahan fraud. Dengan layanan ini, perusahaan dapat memanfaatkan potensi teknologi AI tanpa harus mengembangkan sendiri kepakarannya.

AI di Public Cloud

Meskipun dapat membantu perusahaan yang ingin memanfaatkan potensi teknologi AI, layanan AIaaS tidak selalu menjadi jawaban terbaik. Sebagai contoh, perusahaan mungkin memiliki kebutuhan khusus yang tidak atau belum disediakan penyedia layanan AIaaS yang ada.

Perusahaan yang berencana menjadikan AI sebagai keunggulan strategis juga akan ingin mengembangkan kepakarannya sendiri, dan tidak bergantung kepada penyedia aplikasi AI. Berkat perangkat lunak sumber terbuka untuk pengembangan AI, perusahaan dapat menciptakan solusi yang sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Namun, perusahaan juga tetap ingin mendapatkan fleksibilitas yang diperoleh dari aplikasi AI berbasis Cloud.

Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan layanan Public Cloud, terutama model IaaS (Infrastructure as a Service). Dengan layanan Cloud jenis ini, perusahaan masih dapat mengakses sumber daya komputasi yang dibutuhkan untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan produk tanpa perlu investasi mahal. Namun, perusahaan juga masih memiliki kendali lebih baik terhadap teknologi AI yang dikembangkan.

Setelah melalui tahap pengembangan, perusahaan tetap dapat men-deploy aplikasi AI di Public Cloud, pindah ke infrastruktur sendiri dengan Private Cloud, atau menggabungkan keduanya dengan model Hybrid Cloud.

Baca juga: Tantangan dan Peluang Migrasi ke Cloud Computing pada Era New Normal

Lintasarta menyediakan solusi Cloud lengkap untuk kebutuhan aplikasi AI Anda, baik untuk layanan Public Cloud maupun Private cloud. Lintasarta memahami dengan baik kebutuhan Artificial Intelligence Anda, karena AI merupakan bagian penting dari sejumlah layanan Lintasarta.

Beberapa solusi Lintasarta yang memanfaatkan AI antara lain adalah Lintasarta Data Center, Lintasarta Cloud Service, Smart City, Lintasarta Managed Security Service, Lintasarta Telemedicine, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknologi Lintasarta Cloud Service, silakan hubungi kami.

Bagaimana Cloud Computing Dapat Mendorong Adopsi Teknologi AI di Perusahaan?

Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin penting bagi keunggulan kompetitif perusahaan. International Data Corporation (IDC) meramalkan, belanja teknologi AI akan mencapai US$ 97,9 miliar pada tahun 2023 mendatang. AI digunakan dalam berbagai sektor bisnis, mulai dari keuangan, ritel, manufaktur, industri kesehatan, media, dan pemerintahan. Lantas, bagaimana peran Cloud Computing dapat mendorong penggunaan teknologi tersebut?

IDC menyebutkan, sektor perbankan dan ritel akan menjadi pemimpin adopsi AI. Industri perbankan memfokuskan penerapan AI antara lain dalam hal analisis dan investigasi fraud, sedangkan industri ritel memanfaatkan AI dalam sistem rekomendasi produk, penasihat belanja, serta agen pelayan pelanggan terotomasi.

Salah satu pendorong meluasnya adopsi teknologi AI adalah mulai mudah dan terjangkaunya aplikasi untuk pengembangan AI, dan ketersediaan perangkat pendukung AI pada layanan Cloud Computing (komputasi awan) sehingga penerapan AI semakin luas. Selain menuntut keahlian di bidang AI, pada awalnya perusahaan yang ingin memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan tersebut membutuhkan infrastruktur dengan daya komputasi ekstra. Namun, masalah infrastruktur ini bisa diatasi dengan memanfaatkan layanan Cloud untuk aplikasi AI.

Survei dari Deloitte pada 2018 menyebutkan bahwa di Amerika Serikat 49% perusahaan sudah menggunakan AI berbasis Cloud Computing. Sementara itu, pada tahun 2019, survei dari 451 Research menyebutkan bahwa 97% responden berencana akan menggunakan AI berbasis Cloud.

Layanan Public Cloud memungkinkan perusahaan untuk mengakses berbagai sumber daya komputasi yang dibutuhkan oleh teknologi AI tanpa harus mengeluarkan biaya modal (capital expense) yang tinggi. Perusahaan dapat mengakses daya komputasi terbaik, storage berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi, serta konektivitas jaringan tanpa halangan dengan model pembayaran pay-as-you-go. Alternatif lain adalah menggunakan layanan AI as a Service, yang juga sudah mulai populer.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!