Penyimpanan data (storage) sudah menjadi keharusan bagi bisnis modern, mulai dari usaha kecil dan menengah sampai perusahaan besar dan multinasional. Namun, mengelola infrastruktur penyimpanan data ini bisa menghabiskan sumber daya, baik berupa ruangan, perangkat keras, maupun staf IT. Terlebih jika ingin menggunakan layanan Storage as a Service.
Padahal aplikasi dan proses bisnis terkini bisa memproduksi data dalam jumlah besar tiap harinya, yang secara tidak langsung akan menuntut perusahaan melakukan investasi perangkat keras untuk menambah kapasitas storage, atau menambah ruangan baru.
Baca juga: Kontainerisasi, Salah Satu Tren Cloud Computing 2021
Banyak perusahaan, terutama bisnis kecil dan menengah, tidak punya tenaga IT dan modal yang memadai untuk belanja infrastruktur yang diperlukan seperti perangkat storage. Bagi perusahaan seperti ini, layanan Storage as a Service (STaaS) bisa menjadi solusi menarik. Saat ini, perusahaan besar juga cukup banyak yang menggunakan layanan teknologi tersebut.
Storage as a Service merupakan jenis layanan Komputasi Awan (Cloud Computing), yang mana membuat penyedia layanan menawarkan jasa kapasitas penyimpanan data (storage) kepada pelanggannya.
Seperti layanan Cloud lainnya, pelanggan menggunakan penyimpanan data lewat sambungan Internet. Pelanggan cukup membayar sesuai dengan pemakaian (Pay as You Go), dan tidak perlu belanja modal di awal yang bisa menuntut dana besar. Pengelolaan anggaran dapat lebih mudah karena belanja modal (Capital Expense/Capex) diubah menjadi belanja operasional (Operational Expense/Opex).
Dengan memanfaatkan STaaS, beban pengelolaan perangkat penyimpanan data di kantor perusahaan (on-premise) dapat lebih ringan. Ruangan yang digunakan untuk storage bisa dikurangi dan digunakan untuk keperluan lain. Dengan begitu, perusahaan tetap dapat menyimpan data on-premise, terutama data yang dianggap sangat sensitif.
Contoh kasus penggunaan Storage as a Service
STaaS dapat digunakan untuk segala aplikasi dan keperluan yang menuntut penyimpanan data. Sebagai contoh, suatu perusahaan mungkin menggunakan perangkat pita magnetik (tape) untuk menyimpan data penting, tapi jarang diakses (cold data). Pustaka pita magnetik ini kemudian disimpan di kantor atau dikirim ke lokasi lain yang dianggap aman. Dengan memanfaatkan jasa STaaS, data tersebut dapat ditransfer dan disimpan dengan aman tanpa kerepotan pengelolaan perangkat pita magnetik. Data dapat diakses sewaktu-waktu bila diperlukan.
Baca juga: Bagaimana Cloud Computing Dapat Mendorong Adopsi Teknologi AI di Perusahaan?
Penggunaan Storage as a Service lain adalah untuk pencadangan data untuk keperluan pemulihan dari bencana (disaster recovery). Dalam kasus ini, data dari suatu sistem di-backup secara berkala. Bila terjadi kejadian yang menyebabkan kehilangan data di sistem utama, misalnya karena bencana (kebakaran, banjir, gempa) atau karena serangan siber, data dapat dipulihkan dari cadangan. Sistem dapat dengan cepat bekerja seperti semula, dengan downtime minimum.
Perusahaan juga dapat menggunakan STaaS untuk pengembangan dan pengujian aplikasi bisnis. Pengembangan aplikasi kadang-kadang menuntut penggunaan penyimpanan data berkapasitas besar, namun hanya digunakan sementara. Dengan STaaS, pengembang aplikasi dapat mengakses perangkat penyimpanan data berkapasitas besar dengan mudah dan cepat.
Beberapa aspek Storage as a Service
Layanan STaaS memiliki banyak keuntungan yang dapat dibandingkan dengan jenis layanan Cloud lainnya, terutama jenis IaaS (Infrastructure as a Service).
- Biaya: Umumnya pengeluaran dapat diatur sehingga lebih tepat guna, dan biaya dapat ditekan. Perusahaan hanya membayar biaya penyimpanan data sesuai kapasitas yang digunakan serta jumlah data yang ditransfer. Untuk cold data, pembayaran sesuai jumlah data yang disimpan mungkin lebih murah. Namun, jika data tersebut diperkirakan akan sering diakses, Anda sebaiknya mencermati kontrak layanan yang tersedia.
- Fleksibilitas: Perusahaan dapat menambah kapasitas penyimpanan dengan segera, tanpa harus melalui proses pengadaan yang lama dan mahal. Data juga dapat diakses dari mana pun lewat sambungan Internet.
- Keamanan: Beberapa pelanggan mungkin enggan menaruh data sensitif ke pihak ketiga. Karena itu sangat penting untuk memilih penyedia STaaS yang terbukti sudah berpengalaman dalam pengamanan layanan Cloud. Alternatif yang juga mulai menarik perhatian adalah model on-premise STaaS, di mana penyimpanan data tetap dilakukan di instalasi perusahaan, namun dikelola oleh penyedia jasa STaaS.
Baca juga: 5 Strategi Migrasi ke Cloud Computing
Lintasarta menyediakan layanan Storage as a Service untuk membantu kebutuhan penyimpanan data. Dengan layanan Cloud dan Data Center yang tersedia di 3 lokasi berbeda di Indonesia, penyimpanan data akan lebih mudah dilakukan dengan cara modern atau tidak menggunakan disk. Berpengalaman selama lebih dari tiga dekade, Lintasarta selalu siap membantu pelaku bisnis dengan menyediakan teknologi andal dan terkini.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Storage as a Service dan layanan Cloud lainnya dari Lintasarta, silakan hubungi kami.