|
Lintasarta

Apa Itu Orkestrasi Kontainer dalam Layanan Cloud Computing?

Cloud ComputingCloudekaLintasarta CloudLintasarta Cloudeka

Saat ini, semakin banyak perusahaan yang memilih kontainer sebagai wahana untuk pemasangan (deploying) aplikasi di layanan Cloud Computing. Kontainer disebutkan sebagai salah satu tren Cloud Computing pada 2021. Dibandingkan alternatifnya seperti mesin virtual (virtual machine atau VM), kontainer memang punya banyak kelebihan.

Pada kontainer, suatu aplikasi dikemas cukup dengan perangkat lunak pustaka (library) yang diperlukan, tanpa perlu menyertakan perangkat virtual dan sistem operasi. Ukuran kontainer hanya sekitar puluhan megabyte, lebih efisien dalam konsumsi sumber daya, dan dapat diluncurkan dengan lebih cepat. Selain dapat diluncurkan pada layanan Cloud Computing (private atau public), kontainer juga bisa dijalankan pada instalasi on-premise bila dibutuhkan.

Baca Juga: Cloud 101: Apa Itu Container as a Service (CaaS)

Perlunya orkestrasi kontainer

Organisasi yang menggunakan kontainer sebagai wahana aplikasi di Cloud Computing sering menggunakan puluhan, ratusan, bahkan ribuan kontainer per aplikasi. Ini dimungkinkan karena peluncuran dan penghapusan kontainer dapat dilakukan dengan cepat, dalam hitungan milidetik.

Sebuah survei dari IBM menyebutkan, sebagian besar (57%) hanya menggunakan 2-10 kontainer per aplikasi. Namun cukup banyak juga (31%) yang memakai kontainer dengan jumlah lebih besar (11-100 lebih per aplikasi). Perusahaan besar (37%) cenderung lebih banyak memakai kontainer per aplikasi (lebih dari 11 per aplikasi).

Bisa dibayangkan, pengelolaan kontainer dalam jumlah besar secara manual akan sangat merepotkan. Pengelola sistem harus menciptakan, meluncurkan, memantau, dan menghapus kontainer ketika aplikasi dijalankan. Untuk memudahkan pengelolaan kontainer, kebanyakan perusahaan menggunakan peralatan orkestrasi kontainer. Contoh orkestrasi kontainer yang banyak digunakan adalah Docker Swarm, Kubernetes, RedHat OpenShift, dan lain-lain.

Dengan orkestrasi kontainer, pengelola sistem dapat mengotomasi berbagai tugas pengelolaan kontainer. Tugas-tugas ini termasuk menciptakan, mengerahkan, dan mengawasi jalannya kontainer.

Peralatan orkestrasi kontainer cukup beragam. Namun, pada dasarnya semuanya melakukan proses orkestrasi dalam tiga langkah.

  • Pertama adalah konfigurasi, yang harus dilakukan oleh pengembang aplikasi. Suatu berkas konfigurasi (configuration file) antara lain mendefinisikan image kontainer apa saja yang dibutuhkan suatu aplikasi, hubungan jaringan (networking) antarkontainer, sumber daya yang dibutuhkan kontainer, dan sebagainya.
  • Kedua, peralatan orkestrasi kontainer kemudian men-deploy kontainer ini ke host, dan memilih host terbaik dari kapasitas CPU, memori, dan sumber daya lainnya yang saat itu tersedia, berdasarkan persyaratan dari berkas konfigurasi.
  • Ketiga, setelah di-deploy, orkestrasi kontainer mengawasi dan mengelola jalannya aplikasi dan mengambil tindakan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan. Ini termasuk menyeimbangkan beban, alokasi sumber daya kepada kontainer. Orkestrasi kontainer juga bisa memastikan ketersediaan dan performa kontainer, misalnya dengan memindahkan kontainer ke host lain agar tidak terpengaruh kelangkaan atau kehabisan sumber daya yang mungkin terjadi.
  • Terakhir, peralatan orkestrasi juga mengumpulkan dan menyimpan data log (pencatatan) untuk memantau performa kontainer.

Pengembang aplikasi dan tenaga IT perusahaan sangat terbantu oleh peralatan orkestrasi kontainer. Tidak heran bila survei IBM menyebutkan bahwa 61% pengguna kontainer memanfaatkan solusi orkestrasi. Orkestrasi kontainer ini dapat dikelola sendiri menggunakan solusi open source, atau dikelola oleh pihak lain (managed orchestration).

Baca Juga: Kontainerisasi, Salah Satu Tren Cloud Computing 2021

Container as a Service (CaaS)

Bila Anda membutuhkan orkestrasi kontainer sebagai managed service, Lintasarta Cloudeka menawarkan Deka Harbor sebagai solusi Managed Container as a Service (Managed CaaS).

Menggunakan teknologi RedHat OpenShift, Deka Harbor menawarkan kerangka kerja lengkap untuk meluncurkan dan mengelola aplikasi dalam kemasan kontainer. Solusi Deka Harbor membantu pengembang untuk mengunggah, menjalankan, dan mengelola aplikasi terkontainerisasi dengan aman dan scalable.

Baca Juga: 5 Strategi Migrasi ke Cloud Computing

Dengan Deka Harbor, Anda pun dapat mendapatkan manfaat teknologi kontainer dalam pengembangan dan pengerahan aplikasi di layanan Cloud Computing, tanpa kerepotan dalam pengelolaan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Deka Harbor dari Lintasarta Cloudeka, silakan hubungi kami.

Apa Itu Orkestrasi Kontainer dalam Layanan Cloud Computing?

Saat ini, semakin banyak perusahaan yang memilih kontainer sebagai wahana untuk pemasangan (deploying) aplikasi di layanan Cloud Computing. Kontainer disebutkan sebagai salah satu tren Cloud Computing pada 2021. Dibandingkan alternatifnya seperti mesin virtual (virtual machine atau VM), kontainer memang punya banyak kelebihan.

Pada kontainer, suatu aplikasi dikemas cukup dengan perangkat lunak pustaka (library) yang diperlukan, tanpa perlu menyertakan perangkat virtual dan sistem operasi. Ukuran kontainer hanya sekitar puluhan megabyte, lebih efisien dalam konsumsi sumber daya, dan dapat diluncurkan dengan lebih cepat. Selain dapat diluncurkan pada layanan Cloud Computing (private atau public), kontainer juga bisa dijalankan pada instalasi on-premise bila dibutuhkan.

Berita Lainnya

Layanan ‘one stop solution’ untuk perkembangan bisnis Anda!