Teknologi digital telah menyediakan peluang dan tantangan baru buat para seniman. Berkat teknologi digital dan Internet, semakin mudah untuk para seniman untuk mengunggah karyanya sebagai seni digital di jaringan web dan mempromosikan dirinya terhadap khalayak ramai.
Di sisi lain, teknologi digital yang mempermudah reproduksi karya seni juga mempersulit monetisasi. Ini berbeda misalnya, dengan karya seni yang masih analog. Buku-buku dan lagu bajakan sering lebih mudah dikenali karena kualitasnya yang lebih rendah dibandingkan karya seni yang diperbanyak secara resmi. Karya seni visual seperti lukisan lebih susah lagi dipalsukan, karena harus dilakukan secara manual.
Baca Juga: Security Access Service Edge dan Hubungannya dengan SD-WAN
Pada karya seni digital, orang dengan entengnya dapat menyalin dan memperbanyak suatu gambar, foto, dan lagu tanpa harus membayar ke pencipta asli. Berkat teknologi digital, karya salinan ini akan sama kualitasnya dengan karya aslinya.
Beberapa masalah monetisasi ini berusaha dipecahkan dengan teknologi seperti DRM (digital rights management) dan model bisnis streaming (untuk musik dan video). Namun, ini tidak selalu memuaskan. Misalnya, pembayaran lagu oleh platform streaming terkemuka hanya bernilai rendah (US$ 0.003 per stream). Model seperti ini juga belum tentu cocok dengan karya seni lain seperti lukisan.
Untuk lukisan, model monetisasi yang lebih lazim adalah menjual kepemilikan karya seni itu sendiri. Lukisan dari seniman terkemuka bisa bernilai jutaan atau bahkan miliaran dolar. Harganya juga umumnya terus naik seiring berjalannya waktu. Masalahnya, pada karya seni digital, bagaimana kita bisa menentukan keaslian suatu karya seni?
Baca Juga: Dampak Drone Terhadap Keamanan dan Keselamatan Publik
NFT (non-fungible token) saat ini dipandang sebagai salah satu alternatif terbaru buat para seniman untuk dapat memonetisasi karya seni digitalnya. Para investor juga mulai melirik NFT sebagai peluang investasi. Seperti lukisan yang bisa naik nilainya setelah beberapa lama, membeli karya seni yang dijamin oleh NFT juga diharapkan dapat memberikan keuntungan pada investor.
NFT Memastikan Kepemilikan Seni Digital
Sebelum dapat berinvestasi pada karya seni digital, masalah yang harus dipecahkan sebelum melakukan jual beli karya seni digital adalah masalah kepemilikan. Suatu karya seni digital harus dipastikan tidak hanya keunikannya, tetapi juga status kepemilikannya.
NFT memecahkan masalah ini dengan memberikan cara untuk memastikan kepemilikan dan keaslian suatu karya seni. Seperti juga mata uang kripto, NFT didasarkan pada teknologi blockchain, yaitu buku besar digital yang disebar dan dibagikan tanpa otoritas terpusat.
Buku besar ini mencatat transaksi, yang bisa digunakan tidak hanya untuk mencatat transaksi keuangan, tetapi juga perubahan identitas dan kepemilikan. Banyak NFT yang saat ini didasarkan pada blockchain Ethereum (sebuah mata uang kripto), walaupun pada dasarnya NFT bisa diterapkan pada blockchain lainnya. Berkat teknologi blockchain, setiap transaksi tidak dapat dipalsukan atau diubah, dan dapat diperiksa semua orang.
Perbedaan antara NFT dan mata uang kripto adalah sifatnya yang non-fungible. Sifat ini bisa dianalogikan dengan mata uang dan karya seni tradisional. Setiap uang kertas dan mata uang logam yang kita miliki bisa ditukarkan satu sama lain, dan sama harganya.
Baca Juga: Kemajuan Industri Gaming Dunia Tidak Lepas dari Kecanggihan Cloud Computing
Namun satu lukisan adalah karya yang unik, dan berbeda dengan lukisan lainnya, meskipun mungkin menggambarkan objek yang sama oleh pelukis yang sama. NFT menggunakan teknologi tanda tangan digital (digital signature) untuk membedakan satu karya seni digital dengan yang lainnya.
Peluang NFT
Konsep NFT paling tidak sudah diperkenalkan pada 2014 lalu. Namun baru-baru ini saja NFT menarik perhatian banyak orang, ketika rumah lelang Christie menjual karya seni berjudul Everydays: The First 5000 Days dengan harga US $69 juta sebagai NFT. Sejak saat itu, semakin banyak orang melihat NFT sebagai peluang baru untuk karya seni digital.
Adopsi awal NFT paling banyak berasal dari komunitas mata uang kripto. Salah satu penyebabnya adalah untuk dapat membeli dan menjual NFT, pada umumnya orang harus memiliki mata uang kripto. Namun, potensi NFT kiranya baru akan benar-benar terwujud bila lebih banyak lagi seniman yang menjual karyanya dalam bentuk digital, serta lebih banyak lagi investor seni yang melirik karya seni digital.