Teleworking dan remote working semakin melonjak sejak pandemi melanda pada awal 2020. Pertanyaannya, apakah tren bekerja jarak jauh ini akan bertahan ketika pandemi mereda? Lalu, bagaimana teknologi Data Center dapat membantu tren tersebut?
Berbagai studi awal mengindikasikan tren bekerja jarak jauh akan tetap bertahan setelah pandemi. Sebab, dalam beberapa studi tersebut banyak pekerja yang mengaku akan tetap bertahan di rumah meskipun pembatasan sosial dilonggarkan.
Baca juga: Ketahui Tren Data Center 2021 agar Bisnis Lebih Profit
Kerja dari jauh (baik teleworking maupun remote working) telah membentuk paradigma kerja baru, yaitu tempat kerja virtual (virtual workplace), yang tidak lagi mengandalkan lokasi fisik. Bila tren yang didorong pandemi bertahan, perusahaan perlu mengevaluasi lebih jauh apakah sistem IT kantor saat ini sudah sesuai dan optimal untuk tempat kerja virtual.
Banyak perusahaan sudah menyesuaikan diri dengan mengadopsi berbagai solusi kolaborasi daring. Namun, bila perubahan akibat pandemi ini akan dipertahankan secara permanen, saatnya untuk meninjau ulang penyesuaian yang sudah dilakukan.
Pertama, kemungkinan besar kebanyakan perusahaan tidak akan bisa sepenuhnya beralih ke tempat kerja virtual. Sebuah working paper dari Universitas Chicago memperkirakan hanya sepertiga pekerjaan dalam suatu ekonomi modern dapat dilakukan dari rumah. McKinsey memperkirakan, hanya beberapa jenis perusahaan yang dapat beroperasi sepenuhnya virtual, misalnya call-center, public relations, pengembangan perangkat lunak, IT, serta layanan riset dan informasi. Sebaliknya, hanya sedikit perusahaan yang harus benar-benar bekerja dari kantor. Sebagian besar perusahaan sebaiknya mempertimbangkan model kerja hibrida, yaitu gabungan keduanya.
Kedua, perusahaan harus meninjau apakah teleworking dan remote working benar-benar dapat memberikan manfaat. Studi pra-pandemi dari Universitas Stanford menunjukkan peningkatan performa sebesar 13%. Sementara itu, studi lebih baru dari BCG menunjukkan peningkatan produktivitas berkisar antara 15-40%. Keuntungan lain adalah turnover karyawan yang lebih rendah (10-15%, dan potensi pengurangan biaya (sampai 20%). Sebaliknya, terdapat berbagai studi juga yang menunjukkan kerugian untuk bekerja jarak jauh. Pada akhirnya, potensi manfaat atau kerugian yang mungkin diperoleh tergantung kepada kondisi perusahaan atau instansi.
Data Center On-Premise belum tentu sesuai
Bila perusahaan atau instansi sudah memutuskan untuk beralih ke tempat kerja virtual (baik sepenuhnya atau hibrida), hal berikut yang perlu dipertimbangkan adalah implikasinya terhadap sistem IT, termasuk Data Center perusahaan.
Meskipun tersedia berbagai solusi kolaborasi lewat Cloud untuk mewujudkan tempat kerja virtual, banyak perusahaan yang akan memilih aplikasi kolaborasi dan aplikasi bisnis lainnya yang dipasang di Data Center On-Premise. Pilihan ini mungkin didorong oleh regulasi, tapi mungkin juga didorong keinginan untuk dapat memantau dan mengamankan data perusahaan.
Baca juga: 3 Metode Pengamanan Fisik Data Center dari Segi Bangunan
Namun dari segi performa, memasang solusi tempat kerja virtual di Pusat Data On-Premise mungkin bukan pilihan terbaik. Karyawan yang bekerja dari rumah atau jarak jauh tidak akan mengakses aplikasi tersebut melalui jaringan internal perusahaan, melainkan lewat sambungan Internet publik. Agar performa aplikasi lebih optimal, perusahaan harus memastikan pusat datanya tersambung dengan berbagai penyedia jasa internet (carrier neutral).
Pengelolaan Data Center On-Premise juga akan menjadi masalah lain bagi perusahaan. Data Center pribadi perlu sumber daya untuk pengelolaan dan pemeliharaan, tidak hanya mesin-mesin seperti server dan storage, tetapi juga sistem pendingin dan pemasok daya listrik. Belum lagi kebutuhan untuk penyewaan tempat, bila perusahaan tidak memiliki bangunan sendiri. Ini akan jadi faktor minus bagi perusahaan yang ingin mengurangi luas perkantoran dan mengalihkan sebanyak mungkin karyawan ke moda kerja jarak jauh.
Baca juga: 3 Tantangan Penggunaan Data Center Interconnect
Memanfaatkan layanan Data Center Colocation dapat menjadi solusi. Layanan Data Center Colocation seperti yang ditawarkan oleh Lintasarta sudah terhubung dengan konektivitas data berkecepatan tinggi dan carrier neutral. Perusahaan juga dapat menyerahkan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur pendukung seperti sistem keamanan fisik, sistem pendingin dan generator listrik, kepada penyedia teknologi tersebut.
Lintasarta menyediakan layanan Data Center yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membebaskan karyawannya dari keterikatan tempat fisik untuk bekerja. Lintasarta Data Center sudah memenuhi standar Tier III Uptime Institute dan tersertifikasi ISO. Untuk mengetahui lebih jauh berbagai keunggulan layanan Data Center dari Lintasarta, silakan hubungi kami.