Walau teknologi cloud sudah hadir selama kurang lebih dua puluh tahun, belum banyak bisnis pada bidang supply chain yang menerapkannya. Padahal, infrastruktur cloud mampu membantu pelaku bisnis supply chain untuk memonitor proses shipping dalam tahap apapun sehingga dapat meminimalisir terjadinya produk yang hilang. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan pada produk, Anda pun bisa segera mengambil tindakan secepat dan seefektif mungkin. Dilansir dari situs speedgs.com, sebuah studi pada tahun 2014 yang dirilis di SCM World menyebutkan bahwa cloud computing mampu meningkatkan performa supply chain secara keseluruhan. Apabila di-breakdown lagi, setidaknya Anda bisa merasakan lima manfaat ini dengan menerapkan cloud computing pada bisnis supply chain Anda. Real-Time Inventory Secara umum, supply chain dapat didefinisikan sebagai mekanisme yang menghubungkan semua pihak bersangkutan dalam mengonversikan barang mentah ke bentuk barang jadi. Artinya, dalam bisnis supply chain, inventori memiliki perang yang sangat krusial. Dengan mengetahui data tentang inventori, baik jumlah maupun kondisinya, Anda bisa mengambil banyak keputusan terkait bisnis, misalnya harga barang jadi yang akan dijual nanti, tingkat risiko, dan sebagainya. Nah, infrastruktur cloud memungkinkan Anda untuk memonitor data inventori secara real time. Alhasil, apabila terjadi fluktuasi permintaan, Anda bisa segera melakukan respon terbaik. Fleksibilitas Akses Cloud computing tak hanya menyediakan data tentang supply chain secara real time, tapi juga memungkinkan Anda dan tim mengaksesnya secara mudah, tak peduli di mana pun dan kapan pun Anda berada. Seorang manajer logistik bisa memonitor proses supply chain secara real time dan langsung melakukan pemerataan resource apabila diperlukan. Karena hal ini pula, Anda dan tim dari berbagai level bisa melakukan kolaborasi walau sedang terpisah jarak sekali pun. Cloud computing akan membantu Anda dan tim merespon masalah secara efektif. Bantu Tentukan Pola Supply Chain Dalam praktiknya, bisnis supply chain menerapkan sistem atau pola tertentu yang sifatnya repetitif. Misalnya, begitu ada permintaan, Anda akan langsung membuat perencanaan produksi, memesan bahan mentah, menyimpannya dalam gudang, memproduksi barang mentah hingga jadi, dan akhirnya melakukan pengiriman. Nah, metrik yang terdapat dalam cloud computing didesain untuk mampu mengenali pola tersebut sehingga Anda bisa melakukan optimasi, contohnya untuk mencari tahu apakah inventori Anda berlebih atau justru kekurangan. Kemampuan untuk Scalable Saat ini, bisnis supply chain Anda mungkin masih berada dalam skala kecil atau menengah. Seiring berjalannya waktu, bisnis tersebut pasti akan bertambah besar. Permintaan pelanggan pun meningkat, begitu juga dengan inventori dan data yang Anda miliki. Mau tak mau, resource IT juga harus di-upgrade agar mampu menampung setiap tambahan data tersebut. Anda tak perlu khawatir akan hal ini apabila menggunakan infrastruktur cloud. Teknologi satu ini memungkinkan Anda untuk scale up tanpa harus mengubah seluruh sistem. Harga yang Ekonomis Karena memiliki karakter yang scalable, infrastruktur cloud bisa disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas perusahaan supply chain, memungkinkan Anda untuk melakukan pengeluaran dalam biaya yang pas. Menerapkan konsep “pay as you go”, artinya Anda hanya perlu membayar sesuai dengan kapasitas yang cloud yang Anda butuhkan. Tak perlu lagi khawatir Anda akan mengalami over budget. Dengan begini, Anda bisa mengalokasikan budget untuk hal-hal lain yang tak kalah penting, misalnya penambahan mesin produksi baru atau strategi marketing. Pada akhirnya, kehadiran infrastruktur cloud dapat membantu Anda untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnis supply chain. Pastikan Anda memilih provider layanan cloud yang memiliki track record bagus seperti Lintasarta. Layanan cloud dari Lintasarta dilengkapi berbagai fitur fungsional yang akan mengoptimalkan penyimpanan data supply chain Anda. Photo Credit: Incirlik Air Base
|
Lintasarta