Transformasi digital menjadi sesuatu yang multak dilakukan saat ini bagi korporasi untuk menjaga sustainability untuk masuk ke era ekonomi digital. Digitalisasi itu dilakukan terhadap business process yang kita miliki baik itu proses internal maupun eksternal. Bahkan terjadi evolusi terhadap pemahaman dan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital di Indonesia, meski masih kalah dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura atau Malaysia.
Arya N. Soemali, IT Services Director Lintasarta mengatakan, transfromasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak hal yang harus dipersiapkan. Akan tetapi sebelum melakukan transformasi digital harus dimengerti terlebih dahulu tujuan transformasi dan implementasinya harus dengan perencanaan yang baik. “Tentu saja itu harus sesuai dengan visi misi korporasi tersebut,” ujar Arya.
Transformasi digital adalah suatu proses yang harus dijalankan oleh pelaku bisnis, karena adanya kebutuhan dan tuntutan pasar sehingga transformasi digital menjadi strategi bisnis sebuah perusahaan. Arya menjelaskan, bahwa keputusan strategis untuk melakukan transformasi digital berada di pucuk pimpinan.
Leadership dari para pimpinan ini yang menjadi penarik gerbong transformasi. Namun, lanjutnya, kajian melakukan transformasi ini bisa dilakukan dengan sumber daya sendiri atau menggunakan jasa konsultan. Keputusan untuk melakukan transofrmasi digital bagi perusahaan besar memang membutuhkan kesiapan dan perhitungan matang meski dilakukan secara bertahap.
Implementasi itu perlu dilakukan mengingat persaingan dan efisiensi yang dilakukan korporasi semakin agresif dalam beberapa tahun terakhir. Kunci keberhasilan implementasi ini terletak pada better customer experience yang secara langsung akan memperoleh peningkatan revenue dan profit dari perusahan, efisiensi biaya, menjaga kelangsungan bisnis perusahaan, membuat keputusan dengan cepat, dan meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan. Selain itu, paramenter keberhasilan bagi setiap korporasi lebih kepada peningkatan performance, daya saing, perkembangan market share, dan memberikan pengalaman baik bagi pasar.
Dalam strategi implementasi digital ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan pebisnis agar penerapan itu sesuai dengan kebijakan anggaran atau investasi IT. Strategi itu, lanjutnya, dapat berupa kesiapan anggaran yang dapat dilakukan dengan investasi secara keseluruhan, ataupun melakukan investasi melalui. Operating Expenditure (Opex) base model. Bahkan sekarang sudah tersedia juga dalam pay per use. Saat ini sektor pemerintahan, perbankan, dan perdagangan termasuk sektor yang cukup agresif dalam menerapkan transformasi digital.
Namun demikian, sebagai penyedia layanan ICT, Lintasarta berupaya agar kebutuhan layanan berbasis digital terhadap business process bagi setiap industri dan perusahaan dapat memberi solusi terintegrasi yang tepat guna, kendati kebutuhan setiap industri memiliki perbedaan. Pada dasarnya ada beberapa aplikasi umum yang dapat digunakan oleh semua industri seperti aplikasi keuangan, SDM, inventory, procurement, dan sebagainya.
Korporasi yang ingin bergerak ke arah transformasi digital tidak hanya mengubah business process-nya saja, tetapi juga harus mengubah culture dan spirit para manajemen dan jajaran. Lintasarta sebagai pemain utama di industri ICT nasional dengan pengalaman lebih dari 28 tahun memiliki beberapa data center yang terletak di Jakarta dan diluar kota.
“Jika kita berbicara Data Center dan Disaster Recovery Center (DRC), semua dipengaruhi oleh backbone jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun baik itu fiber optic, VSAT dan sebagainya Infrastruktur data center dan infrastruktur telekomunikasi membuat suatu kekuatan dimana pelanggan dapat memanfaatkan keduanya ,” kata Arya.
Saat ini perusahaan tidak perlu lagi membangun infrastruktur data center untuk menjalankan aplikasi maupun menyimpan data. Lintasarta telah menggandeng partner terbaik di bidangnya dan memiliki pengalaman di tingkat global. “Jadi, kami berupaya membangun eksosistemnya. Kami tidak hanya fokus kepada satu aplikasi saja tetapi kami juga membangun area lain yang dibutuhkan pelanggan,” ujarnya.
Kerja sama antara Lintasarta dan IBM juga akan memberikan berbagai keuntungan bagi pelaku usaha dari berbagai sector industri dalam menghadapi era ekonomi digital yang serba instan, cepat, dan transparan. Lintasarta memiliki portofolio produk ICT yang lengkap, sedangkan IBM sebagai perusahaan IT global memiliki pengalaman dan tenaga profesional IT terbaik berstandar global, menjadi nilai tambah bagi pelaku bisnis dalam menghadapi perubahan di era transformasi digital ini.
Melalui kerja sama ini, Lintasarta menghasilkan IT smart solution yang siap membantu akselerasi pertumbuhan pelaku industri di antaranya Enterprise Resiliency Services, Data Center Design & Construction, Data Center Migration, Enterprise Infrastructure Managed Services, Control Desk, IT Infrastructure Security Consulting, Managed Security Services, dan Enterprise Mobility Services.
Lintasarta menyadari kebutuhan pelanggan untuk meyiapkan bisnis kedepannya dalam menghadapi era transformasi digital, hal ini merupakan bagian dari Lintasarta untuk selalu berinovasi dalam peningkatan layanan IT. Atas hal tersebut Lintasarta melakukan kerja sama dengan para partner terbaik yang mempunyai pengalaman untuk membantu pelanggan mencatat akselerasi pertumbuhan bisnis, dan mendukung percepatan transformasi digital, serta mendukung implementasi smart city dan Internet of Things(IoT) di Indonesia.(*)